RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 1 |
Vaginal Birth After Cesarean (VBAC)
Evi Wahyuntari
1)
, Maulita Listian Eka Pratiwi, Pratika Wahyu Hidaya
1) Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Email : evi.wahyuntari@unisayogya.ac.id
ISSN 2548-2246 (online)
ISSN 2442-9139 (print)
Edited by:
Paramitha Amelia K
Reviewed by:
Ririn Ariyanti
*Correspondence: Evi Wahyuntari
evi.wahyuntariW@unisayogya.ac.id
Received : 10 November 2021
Accepted : 15 November 2021
Published : 04 April 2022
Citation : Evi Wahyuntari (2021)
Vaginal Birth After Cesarean
(VBAC)
Midwiferia Jurnal Kebidanan. 7:2.
Doi :
10.21070/midwiferia.v7i2.1316
ABSTRAK
Jenis persalinan merupakan salah satu faktor penentu angka mortalitas dan
morbiditas ibu dan anak. Secara statistik persalinan SC (sectio caesarean)
meningkat sampai 60% disetiap fasilitas layanan kesehatan. Tujuan penelitain
ini adalah mengetahui gambaran VBAC di RS KIA sadewa. Peneltian
kuantitatif diambil secara restropektif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian
dilakukan bulan Mei-Juni 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
melahirkan secara VBAC pada tahun 2016-2017 dengan jumlah 67 responden.
Kriteria inklusi penelitian yaituibu yang melahirkan secara spontan dengan
riwayat SC pada persalinan sebelumnya dan mempunyai rekam medis. Kriteria
eksklusi adalah data rekam medis yang tidak lengkap. Berdasarkan hasil
penelitian, usia responden adalah 20-35 tahun (86,6%) dengan tingkat
pendidikan sarjana (46,3%), responden tidak bekerja sebesar 58,2%. Paritas
resonden pernah hamil 2-3 kali sebanyak 94%, dengan jarak persalinan 2
tahun sebesar 97%, dan usia kehamilan saat datang yaitu aterm sebanyak 91%,
pembukaan serviks <4 cm sebesar 83,6% dan kondisi selaput ketuban negative
sebanyak 88,1%. Kesimpulan responden VBAC adalah mayoritas usia 20-35
tahun dengan tingkat pendidikan sarjana dan tidakbekerja. Pada paritas
mayoritas pernah hamil 2-3 kali, jarak persalinan 2 tahun dengan kehamilan
aterm. Pada saat datang pembukaan serviks <4 cm dan selaput ketuban
negative.
Kata kunci : Vaginal Birth after Sectio, Karakteristik VBAC, persalinan
RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 2 |
ABSTRACT
The type of childbirth is one of the most defining factors in mother’s and child’s
mortality and morbidity. Statistically, the number of delivery using SC (sectio
caesarean) method increases up to 60% in every healthcare facility. The aim of the
research is to display vaginal birth after caesarean (VBAC) in the RS (hospital) KIA
Sadewa. The research applies quantitative method with retrospective-descriptive study
as its design. The population in the research is the mother delivering in the VBAC’s
way from 2016 to 2017, with the number of respondents is 67. The inclusion criterion
is the mother delivering spontaneously with SC record in the previous childbirth and
having their own medical records. The exclusion criterion is incomplete medical
records. Based on the research, the age of the respondents range from 20 to 35 years
old (86,6%) with the figures who have already achieved their bachelor degree is 46,3%
and unemployed is 58,2%. The paritas of the respondent who has given birth two to
three times is 94%, with the childbirths gap between ≥ 2 years is 97%, and the week
of pregnancy while visiting the hospital, which is full term, is 91%, the dilation of
cervix <4 cm is 83,6% and the condition of fetal membrane which is negative is 88,1%.
The result of the research shows that the characteristic of the majority of the
respondents of VBAC is in 20-35 years old, with the bachelor degree as their latest
education and unemployed. Regarding the paritas, the majority of respondents have
been pregnant 2-3 times with the gap of the delivery is ≥ 2 years and with the full term
pregnancy. In the visiting time, the cervix dilation is <4 cm and the fetal membrane is
considered negative
Keywords : Vaginal Birth After Sectio, VBAC characteristic, childbirth
RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 3 |
1. PENDAHULUAN
Secara statistic persalinan SC
meningkat sampai 60% disetiap fasilitas
layanan kesehatan. Berdasarkan data The New
South Wales Midwives Data Collection
(MDC) Australia padatahun 1998-2008
terjadi kenaikan anggka SC dari 19% menjadi
30,1% dengan rata-rata 25,9% (1). Alasan
mengapa angka kejadian SC lebih tinggi tidak
teridentifikasi secara jelas, tetapi pergeseran
nilai bahwa banyak yang menginginkan
persalinan yang tidak sakit dengan memilih
SC (2). Di Amerika satu dari lima wanit
amemilih melahirkan secara SC (3).
Faktor yang memepengaruhi
keberhasilan VBAC salah satunya menurut
Singh et al (2015) persalianan sesar
sebelumnya dengan indikasi presentasi
bokong dan oligo hidramnion, riwayat
persalian pervagina sebelumnya. VBAC
pertama kali dikenalkan oleh Scell (1923) 23
ibu melahirkan secara pervagina dengan
riwayat persalinan SC sebelumnya. Banyak
penelitian mengungkapan bahwa angka
keberhasilan VBAC berkisar 50-85% dan
penelitian di Kanada mengungkapkan hal
yang sama, bahwa angka keberhasilan VBAC
76,6 % (5).
Persalinan baik secara SC atau
pervagian akan berdampak pada ibu dan bayi
apabila tidak ditangani sesuai standar.
Persalinan VBAC berkontribusi terhadap
angka kesakitan ibu seperti histerektomi,
ruptur utei, infeksi tetapi kejadian tersebut
lebih rendah bila dibandingkan dengan
persalian elektif SC (6).
Tingkat ruptur uteri pada pasien VBAC
0,5-1% tetap sebagai alternatif pilihan
persalinan bagi wanita yang dulu menjalani
persalinan dengan SC karena alternatif
persalinan SC berulang juga bukan tanpa
risiko. Pelaksanaan VBAC harus dilakukan
diskusi untuk mengetahu risiko dan
keuntungan pada ibu dan bayi, dan terdapat
persetujuan tindakan / informed concent (IC)
pada perencanaan persalinan riwayat SC.
2. METODE PENELITIAN
Metode peneltian ini adalah kuantitatif
diambil secara restropektif dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan
bulan Mei-Juni 2018. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang melahirkan
secara VBAC pada tahun 2016-2017 dengan
jumlah 67 responden. Kriteria inklusi
penelitian yaitu ibu yang melahirkan secara
spontan dengan riwayat SC pada persalinan
RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 4 |
sebelumnya dan mempunyai rekam medis.
Kriteria eksklusi adalah data rekam medis
yang tidak lengkap. Selanjutnya data
dianalisis secara deskriptif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 67 responden menggunakna data
sekunder di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1 Gambaran VBAC di RS KIA
Sadewa
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas
usia responden adalah 20-35 tahun (86,6%)
dengan tingkat pendidikan sarjana (46,3%),
namun mayoritas responden tidak bekerja
sebesar 58,2%. Paritas resonden mayoritas
pernah hamil 2-3 kali sebanyak 94%, dengan
jarak persalinan 2 tahun sebesar 97%.
Mayoritas usia kehamilan saat datang yaitu
aterm sebanyak 91%, pembukaan serviks
paling banyak <4 cm sebesar 83,6% dan
kondisi selaput ketuban mayoritas negative
sebanyak 88,1%.
Usia ideal bagi wanita untuk hamil dan
melahirkan adalah usia reproduksi sehat yaitu
20-35 tahun, hal ini karena pada usia tersebut
resiko gangguan kesehatan reproduksi paling
rendah. Selain itu, wnaita pada kelompok
umur ini memiliki kematangan reproduksi,
emosional maupun aspek sosial. Namun pada
usia di atas 35 tahun fungsi dari alat
reproduksi mulai menurun dan biasanya
terdapat gangguan kesehatan reproduksi.
Menurut Cuningham (2005) dalam buku
Padila (2014), usia ibu merupakan salah satu
faktor resiko yang berhubungan dengan
kualitas kehamilan atau berkaitan dengan
kesiapan ibu dalam reproduksi. Usia kurang
dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, sehingga sering timbul komplikasi
Variabel
Jumlah
Prosentase
Umur
< 20
20-35 tahun
58
86.6
> 35 tahun
9
13.4
Pendidikan
SLTA
30
44.8
Diploma
6
9
Sarjana
31
46.3
Pekerjaan
TidakBekerja
39
58.2
Bekerja
28
41.8
Paritas
2-3 kali
63
94
≥ 4 kali
4
6
Jarak persalinan
< 2 tahun
2
3
≥ 2 tahun
65
97
Pembukaan servik saat
datang
< 4 CM
56
83.6
> 4 CM
11
16.4
Kondisi selaput ketuban
Negatif
59
88.1
Positif
8
11.9
Usia Kehamilan
Preterm
6
9
RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 5 |
persalinan. Umur lebih dari 35 tahun
berhubungan dengan mulainya terjadi regresi
sel. Sel tubuh berhubungan terutama dalam
hal ini adalah endometrium. Dengan demikian
diketahui bahwa umur ibu pada saat
melahirkan turut berpengaruh terhadap
morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak
yang dilahirkannya.
Selain umur, pedidikan juga berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan seseorang, karena
berkaitan dengan pengetahuan. Semakin
tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula
pengetahuan seseorang sehingga dapat
bertindak rasional. Berdasar hasil penelitian,
mayoritas ibu yang melakukan VBAC adalah
berpendidikan sarjana sebanyak 46,3%. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
juga mempengaruhi seseorang dalam
bertindak dan menentukan solusi dari
permasalahannya. Perempuan yang
berpendidikan akan lebih terbuka terhadap
ide-ide baru dan perubahan untuk
mendapatkan perubahan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang proposional karena
manfaat pelayanan kesehatan akan mereka
sadari sepenuhnya. Ibu yang mempunyai
pendidikan tinggi, yang bekerja di sektor
formal mempunyai akses yang lebik baik
terhadap informasi tentang kesehatan, lebih
aktif menentukan sikap dan lebih mandiri
mengambil tindakan perawatan. Rendahnya
pendidikan ibu, berdampak terhadap
rendahnya pengetahuan ibu untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pengetahuan tentang VBAC bisa
diperoleh dengan mengakses informasi
melalui internet ataupun langsung bertanya
pada dokter mulai dari prasyarat sampai
monitoring VBAC sehingga ibu yang akan
melakukan VBAC tau resiko dan yakin akan
jenis persalinan yang dijalaninya. Menurut
Jamelle (1996), diktum sekali seksio sesarea
selalu seksio sesarea tidaklah selalu benar,
tetapi beliau setuju dengan setelah dua kali
seksio sesarea selalu seksio sesarea pada
kehamilan berikutnya, dimana diyakini
bahwa komplikasi pada ibu dan anak lebih
tinggi, sehingga dibutuhkan pengawasan yang
ketat dari tim dokter. Keberhasilan VBAC
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu teknik
operasi sebelumnya, jumlah sectio sesarea
sebelumnya, penyembuhan luka sebelumnya,
indikasi sectio sesarea sebelumnya, usia
kehamilan sectio sesarea sebelumnya, dan
keadaan serviks pada saat partus.
Hal inisenada dengan penelitian yang
dilakukan oleh (7) beberapa faktor yang
menyebakan penurunan VBAC adalah umur
RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 6 |
ibu, tidak menikah, pengetahuan yang kurang.
Penelitian yang dilakukan di Brasil bahwa
faktor yang berhubungan dengan dengan
pemilihan jenis persalinan (VBAC) bukan
karena alasan medis tetapi lebih pada faktor
sosial demografi, termasuk usia ibu yang
muda, pendapatan dan pengetahuan (3).
Faktor yang berhubungan dengan
keberhasilan VBAC salah satunya adalah
pembukaan servik dan ketuban pecah.
Pembukaan servik > 7 cm sebelum SC
sebelumnya merupakan faktor yang sangat
kuat untuk keberhasilan VBAC (4). Jika
didapatkan nilai pendataran cervik mencapai
75-90%. Penelitian yang dilakukan (8) angka
keberhasilan VBAC mencapai 80% pada ibu
dengan pembukaan > 7 cm sebelum persalina
SC. Bila dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya, bahwa efek dari pembukaan
servik dapat mencapai keberhasilan
persalinan VBAC.
Namun hal ini berbeda dengan hasil
penelitian bahwa pembukaan serviks saat
datang mayoritas <4 cm sebesar 83,6% dan
kondisi selaput ketuban mayoritas negative
sebanyak 88,1%.Meskipun pembukaan
serviks pada saat datang <4 cm, dokter tetap
melakukan pemantauan persalinan sesuai
dengan syarat VBAC sehingga proses
persalinan berjalan dengan normal. SC
meningkatkan angka kejadian kesakitan pada
ibu bila dibandingkan dengan persalinan
pervagina. Pemantuan dengan partograf juga
merupakan salah satu indikasi keberhasilan
VBAC (9).
Faktor lain yang mempengaruhi
keberhasilan VBAC diantaranya umur
kehamilan lebih dari 40 minggu, percepatan
persalinan dan induksi persalinan (4).
Berbeda dengan penelitian (7) bahwa faktor
yang menurunkan angka VBAC adalah
kehamilan lebih dari 40 minggu, indukis dan
percepatan persalinan. Faktor bayi yang
meningkatkan keberhasilan VBAC adalah
berat bayi kurang dari 4000 gram dan partus
preamatur (7)(4). Sedangkan faktor
persalinan yang berhubungan dengan
peningklatan angka VBAC adalah
pembukaan servik yang lebar terutama pada
kasus KPD., efecement mencapai 75-90 %,
posisi puncak kepala, dan jepala turun di
hodge bawah serta pernah melahirkan
pervagona baik setelah SC atau sebelum SC
(4)(7). Ibu yang memiliki resiko komplikasi
rendah dengan UK 37 minggu, dengan janin
tunggu posisi puncak kepala dan tidak ada
komplikasi kehamilan/persalinan (7).
Gambaran lain tentang VBAC yang
RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 7 |
didapatkan di RSKIA Sadewa yaitu teknik
operasi yang digunakan adalah insisi bawah
rahim tranversa. Semua pasien yang berhasil
VBAC di RSKIA sadewa teknik isisinya
adalah segmen bawah rahim tranversa. insisi
transversa meminimalisir kejadian ruptur
uteri pada pasien VBAC (10). Persalin dengan
VBAC salah satunya harus
mempertimbangkan bekas luka SC
sebelumnya, bila pasien dengan persalina SC
sebelumnya didapatkan luka secara klasik
(vertikal), maka SC ulang lebih
direkomendasikan (4) irisan klasik
berhubungan dengan kejadian ruptur uteri
(11). Penelitian yang dilakukan sebelumnya
didapatkan bahwa 28 kasus yang
direkomendasikan untuk persalina pervagina,
50 % yang berhasil untuk VBAC sedangkan
50% gagal VBAC dan harus persalinana SC
ulang (4). Beberapa penelitian didunia
didapatkan bahwa 60-80% wanita yang dapat
masuk dalam kriteia VBAC akan berhasil
untuk persalinan VBAC (7).
4. SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
karakteristik responden VBAC adalah
mayoritas usia 20-35 tahun dengan tingkat
pendidikan sarjana dan tidak bekerja. Pada
paritas mayoritas pernah hamil 2-3 kali, jarak
persalinan≥ 2 tahun dengan kehamilan aterm.
Pada saat datang pembukaan serviks <4 cm
dan selaput ketuban negative.
5. SARAN
Bagi reponden VBAC agar selalu
mengupdate informasi terkait metode
persalinan supaya bisa menentukan jenis
persalinan yang diinginkan sesuai dengan
kondisi ibu.
6. REFERENSI
Shamsa A, Bai J, Raviraj P, Gyaneshwar R.
Mode of delivery and its associated
maternal and neonatal outcomes *.
2013; 2013(May) : 30712.
Yagmur Y, Ulukoca N. Social support And
Postpartum Depression In Low-
Sicialeconomic Level Postpartum
Women in Eastern Turkey. Int J Public
Heal. 2010 ; 55(6) : 543 9.
Cecatti JG, Maria H, Pires B, Faúndes A, José
M, Osis D. Factors associated with
vaginal birth after previous cesarean
section in Brazilian women.
2005;18(2):10713.
Singh P, Panchal D, Bamaniya J, Doshi HU.
A Study on Success of TOLAC in
Previous Ante Partum Vs . Intra Partum
Caesarean Delivery. 2015;(June):29
32.
Daniels S, Ns D, Iglesias S, Bc G,
Roggensack A, On K. Guidelines for
RESEARCH ARTICLE
Published : 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1316
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 8 |
Vaginal Birth After Previous.
2005;155(147).
Queensland Clinical Guidelines. Maternity
and Neonatal Clinical Guideline
Vaginal birth after caesarean section
(VBAC). 2020;16. Available from:
www.health.qld.gov.au/qcg
Cuningham F., S B, SS B, TM D, M F, Al E.
NIH Consensus Development
Conference Statement on Vaginal Birth
After Cesarean : New Insights. Obstet
Gynecol. 2010;27(3):127995.
Obeidat N, Meri ZB, Obeidat M, Khader Y,
Al-Khateeb M, Zayed F, et al. Vaginal
birth after caesarean section (VBAC) in
women with spontaneous labour:
Predictors of success. J Obstet
Gynaecol (Lahore). 2013 ; 33(5) : 474
8.
Esike OUC, Onoh CR, Anozie BO, Umeora
UJO, Aluka OC, Twomey ED. Vaginal
Birth after One Caesarean Section
Ten Years Experience in a South
Eastern Nigerian Hospital.
2016;(March):2405.
RCOG. Royal College of Obstetrician and
Gynaecologists Green-top Guideline
No. 45: Birth After Previous Caesarean
Birth. Green-top Guidel [Internet].
2015;45(45):31. Available from:
https://www.rcog.org.uk/globalassets/d
ocuments/guidelines/gtg_45.pdf
Guidelines QC. Maternity and Neonatal
Clinical Guideline Vaginal birth after
caesarean section (VBAC). Queensland
Clinical Guidelines Steering
Committee, editor. Queensland :
Queensland Clinical Guidelines; 2015.