RESEARCH ARTICLE
Published: 04 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1318
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 46 |
1. PENDAHULUAN
(HIV) dan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) semakin lama semakin lama
semakin meningkat, HIV dan AIDS
mempengaruhi status kesehatan fisik, mental,
sosial, dan psikologis (Moghadam et al., 2018)
(Kemenkes RI, 2015) World Health
Organization (WHO) mengklasifikasikan
remaja berusia 10-19 tahun (Kemenkes, 2014).
Dewasa ini, kasus HIV (Human Immuno
Deficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome) semakin lama semakin
meningkat. Data Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kemenkes RI (2016) menyatakan kasus HIV
sebanyak 14.640 orang, sedangkan kasus AIDS
sebanyak 4.725 orang. Persentase HIV paling
tinggi pada kelompok umur 25-49 tahun
sebanyak 69,2%, kelompok umur 20-24 tahun
sebanyak 16,7%, dan kelompok umur sebanyak
≥ 50 tahun 7,6%. Sedangkan persentase AIDS
tertinggi umur 30-39 tahun sebanyak (35,2%),
kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 29,5%
dan kelompok umur 40-49 tahun sebanyak
17,7%. Persentase faktor risiko HIV tertinggi
adalah melakukan hubungan seksual berisiko
yaitu heteroseksual sebanyak 47%, Lelaki Seks
Lelaki sebanyak 25%, sedangkan lain-lain
25%, selanjutnya pengguna jarum suntik yang
tidak steril sebanyak 3%. Faktor risiko AIDS
yang paling tinggi yaitu hubungan seksual
berisiko pada heteroseksual sebanyak 71%,
dilanjutkan Lelaki Seks Lelaki sebanyak 20%,
pada masa perinatal sebanyak 3% dan
pengguna jarum suntik tidak steril pada
pengguna narkoba suntik (Penasun) sebanyak
2%. Data menunjukkan faktor risiko yang
paling tinggi pada kasus HIV dan AIDS
didominasi oleh hubungan seksual berisiko
pada heteroseksual. Persentase AIDS
dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun
sebenarnya mengindikasikan bahwa mereka
telah terinfeksi HIV sejak 3 hingga 10 tahun
sebelumnya, pada saat itu mereka masih pada
masa remaja (Kemenkes, 2018).
Secara data nasional Dinas Kesehatan
Provinsi DIY menyebutkan DIY menempati
peringkat ke-17 untuk kasus HIV. Data Dinkes
Kulon Progo bahwa kasus HIV dan AIDS
terjadi peningkatan yang signifikan. Sebelum
tahun 2018, kasus baru HIV dan AIDS rata-rata
sebanyak 20-30 per tahun. Tahun 2018 terjadi
peningkatan kasus baru menjadi 53 kasus
penderita HIV dan AIDS dan 10 orang di
antaranya meninggal dunia, dengan penemuan
kasus baru ini tidak menunjukkan jumlah kasus
yang sesungguhnya. Dinkes memperkirakan
hanya 10-15 persen saja penderita yang