RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 1 |
Senam Nifas terhadap Proses Involusi Uteri di BPS Ririn Dwi,
SST Jelakombo Jombang
The Gymnastics Puerpureal Uterine Involution In the BPS
Ririn Dwi SST Jelakombo Jombang
Dhita Yuniar Kristianingrum
1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
Email : dhita.criestd@gmail.com
ISSN 2548-2246 (online)
ISSN 2442-9139 (print)
Edited by:
Paramitha Amelia K
Reviewed by:
Suyani
*Correspondence: Dhita Yuniar
Kristianingrum
dhita.criest@gmail.com
Received: 05 Pebruari 2021
Accepted: 10 Pebruari 2021
Published: 04 Oktober 2021
Citation : Dhita Yuniar (2021)
Senam Nifas terhadap Proses
Involusi Uteri .
Midwiferia Jurnal Kebidanan. 7:2.
Doi :
10.21070/midwiferia.v7i2.1321
ABSTRAK
Kesembuhan ketika nifas adalah proses yang sangat penting untuk ibu ketika usai
melahirkan, dikarenakan otot dan ligamen - ligamen pada pelvis meregang ketika
hamil dan proses persalinan, seusai bersalin sedikit demi sedikit mengalami pemulihan
ke bentuk dan ukuran normal. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui
pengaruh senam nifas terhadap proses involusi uteri di BPM Ririn Dwi SST di
Jelakombo, Kabupaten Jombang. Desain penelitian ini adalah analitik dengan metode
studi cross-sectional dimana populasinya adalah ibu bersalin sebanyak 30 responden,
dengan jumlah sampel sebanyak 25 responden yang diambil dengan menggunakan
tehnik pengambilan sampel yaitu dengan cara aksidental sampling, penelitian
dilaksanakan pada tanggal 15 Februari sampai dengan 15 Maret 2019 di BPS Ririn
Dwi SST. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode pertanyaan
tertutup. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 25 responden yang mengalami involusi uteri baik terdapat
16 responden (66,6%) melakukan senam nifas dan 3 responden (12,5%) tidak
melakukan senam nifas. Dari hasil uji chi square didapatkan X
2
hitung > X
2
tabel,
sehingga diperoleh 7,900 > 3,841 artinya H
0
di tolak dan H
1
diterima artinya ada
hubungan senam nifas dengan proses involusi uteri. Hal ini disebabkan karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, paritas, mobilisasi dini, senam nifas.
Senam nifas sangat mempengaruhi kecepatan pemulihan pada ibu pasca bersalin. Oleh
karena itu perlu meningkatkan pelayanan dalam pemberian penyuluhan dan informasi
tentang bagaimana melakukan senam nifas yang benar sehingga tujuan dalam
mempercepat involusi uteri tercapai.
Kata kunci : Senam nifas, Involusi uteri
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 2 |
ABSTRACT
The process of health recovery in the puerperium is of great importance to mothers
after childbirth, where the ligaments and pelvic diaphragm and the fascia during
pregnancy and parturition, the fetus is born gradually return as usual, not infrequently
resulting ligament becomes slack uterus falls backward, not infrequently, women
complain abortion drop after giving birth because of fascia ligaments, network support
tool genetalia becomes slack. The purpose of this research is to determine the
relationship with the gymnastics puerperal uterine involution in the BPS Ririn Dwi
SST Jelakombo Jombang. The design of this study is the analytic method of cross-
sectional studies where the population is the birth mother as much as 30 respondents,
with a total sample of 25 respondents taken using the sampling technique that is by
accidental sampling, research carried out on 15 February to 15 March 2019 in the
BPS Ririn Dwi SST Jelakombo Jombang. Using questioner that takes data with closed
question method. Statistical test used was chi square. The results of this study showed
that of 25 respondents who experienced uterine involution well there are 16
respondents (66.6%) doing gymnastics parturition and 3 respondents (12.5%) did not
do gymnastics childbirth. From the results obtained chi square test count X2> X2
table, so be obtained 7.900> 3.841 mean H0 rejected and H1 accepted which means
there puerperal gymnastics relationship with the process of uterine involution. This is
due to be influenced by several factors such as age, parity, early mobilization,
puerperal gymnastics. Gymnastics childbirth on maternal affect uterine involution. So
that needs to be improved in the provision of counseling and information about how
gymnastics is right and proper post-partum maternal postpartum uterine involution in
order to speed.
Keywords : Gymnastics childbirth, uterine involutio
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 3 |
1. PENDAHULUAN
Pada saat ini angka kejadian kematian ibu
sudah mulai bergeser pada kelompok ibu nifas,
banyak penyebabnya tetapi salah satunya
adalah karena kurang bijaknya dalam
penanganan ibu nifas, dianggapnya kondisi ini
aman dan baik - baik saja ketika ibu sudah
melewati kehamilan dan persalinan dengan
aman.
Menurut data dari WHO tahun 2015
kurang lebih 10,7 juta wanita pasca bersalin di
dunia meninggal, sedangkan di Indonesia
sendiri angka kematian ibu nifas juga masih
tinggi dibandingkan negara - negara ASEAN
lainnya, pada tahun 2012 359 dari 100.000 ibu
meninggal pada masa nifas.
Nifas atau peurperium yang diawali
dengan lahirnya plasenta dan diakhiri dengan
kembalinya organ - organ reproduksi ke
ukuran dan bentuk sebelum hamil. Lama masa
nifas kurang lebih terjadi selama 6 minggu
(Sarwono, 2006).
Saat masa nifas diperlukan gerakan
gerakan guna melatih otot dalam rangka
mempercepat proses involusi uteri.
Dikarenakan ketika masa nifas sering kali ibu
mengalami perubahan fisik contohnya dinding
perut menjadi kendor, liang senggama menjadi
longgar dan
yang juga terjadi pada otot dasar panggul. Oleh
sebab diperlukan dilakukan senam nifas.
Dimana ini salah satu usaha ibu nifas untuk
mengembalikan kondisi seperti sedia kala salah
satunya bisa dilakukan dengan senam nifas agar
dapat menjaga kondisi tetap sehat dan segera
kembali ke keadaan normal (Suherni, 2009).
Senam nifas sendiri dapat diartikan sebagai
olah raga yang dilakukan oleh ibu pasca partus
setelah fungsi tubuhnya kembali normal
(Widianti, 2010).
Senam nifas mempunyai tujuan untuk
mengembalikan kondisi kekuatan otot dasar
panggul, mengencangkan otot dinding perut dan
perineum. Kembalinya kondisi ini disertai dengan
adanya kontraksi sehingga dapat meminimalisir
kejadian komplikasi seperti perdarahan post
partum (Dalila, 2015).
Kontraksi ini juga membantu involusi uteri
yang dimulai saat setelah plasenta lahir. Senam
nifas bisa saja tidak dilakukan tetapi memiliki
dampak salah satunya adalah lambatnya proses
involusi uteri dimana mengakibatkan perdarahan
yang mana dapat menambah angka komplikasi
pada masa nifas.
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 4 |
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
analitik observasional yaitu mencari hubungan
antar variabel dengan melakukan analisis
terhadap data yang dikumpulkan, seberapa
besar hubungan antar variabel yang ada,
dengan pendekatan menggunakan cross
sectional yaitu penelitian diukur dan
dikumpulkan secara simultan, sesaat atau satu
kali saja dalam satu kali waktu (Setiadi, 2007).
Dalam penelitian ini menggunakan
accidental sampling artinya teknik penetuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang tersebut cocok sebagai
sumber data. (Setyawan Ari, 2010).
Pengambilan data menggunakan kuesioner,
dimana teknik pengumpulan data dengan
memberikan pertanyaan tersurat kepada
responden. (Sugiono, 2016). Peneliti
menggunakan kuestioner untuk
mengumpulkan data dengan metode
pertanyaan tertutup.
Variabel adalah perilaku atau karakteristik
yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu
(benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam,
2011).
1. Variabel independent
Pada penelitian ini variabel bebas nya adalah
senam nifas.
2. Variabel dependent
Pada penelitian ini variabel terikat nya adalah
involusi uteri.
3. HASIL PENELITIAN
1) Data Umum
a. Usia
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Adapun distribusi frekuensi responden
berdasarkan Usia sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia di BPM Ririn Dwi SST,
Jelakombo, Jombang Februari 2019
No
Usia
Jumlah
Responden
Persentase (%)
1.
2.
3.
<20 Tahun
30-35 Tahun
>35 Tahun
3
21
0
12,5
87,5
0
Jumlah
24
100
Sumber: Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan
sebagian besar responden berusia 30 – 35 Tahun
yaitu sejumlah 21 responden (87,5 %).
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Adapun distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan terakhir sebagai berikut :
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 5 |
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan terakhir di BPM
Ririn Dwi SST, Jelakombo, Jombang Februari
2019
Sumber : Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan
setengahnya responden pendidikan terakhir SMA
yaitu sejumlah 12 responden (50 %)
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Adapun distribusi frekuensi responden
berdasarkan pekerjaan sebagai berikut.
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pekerjaan di BPM Ririn Dwi
SST, Jelakombo, Jombang Februari 2019
No
Pekerjaan
Persentase
(%)
1.
Bekerja
41,7
2
Tidak
bekerja
58,3
Jumlah
100,00
Sumber Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan sebagian
besar responden tidak bekerja sejumlah 14
responden (58,3%).
Karakteristik responden berdasarkan informasi
yang diperoleh.
Adapun kesimpulan dari informasi yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan paritas di BPM Ririn Dwi SST,
Jelakombo, Jombang Februari 2019
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan sebagian
besar responden ber paritas anak ke 1 berjumlah
13 responden (54,2%).
2) Data Khusus
Karakteristik Ibu Nifas Dalam Kegiatan Senam
Nifas
Adapun distribusi frekuensi distribusi dari
responden menurut kegiatan senam nifas sebagai
berikut:
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan
Kegiatan Senam Nifas di BPM Ririn Dwi SST,
Jelakombo, Jombang Februari 2019
No
Kegiatan
senam nifas
Frekuensi
(f)
Presentasi
(%)
1
Melakukan
17
70,8
2
Tidak
Melakukan
7
29,2
Jumlah
24
100
Sumber : Data primer, 2019
No
Pendidikan
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1.
SD
1
4,2
2.
SMP
8
33,3
3.
SMA
12
50
4
PT
3
12,5
Jumlah
24
100,00
No
Paritas
Frekuensi
(f)
Presentase
(%)
1
Anak ke 1
13
54,2
2
Anak ke 2
9
37,5
3
Anak ke 3
2
8,3
Jumlah
24
100
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 6 |
Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa
hampir seluruhnya responden melakukan senam
nifas yaitu 17 responden (70,8%).
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan
Involusi Uteri di BPM Ririn Dwi SST,
Jelakombo, Jombang Februari 2019
Sumber : Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa
mengalami involusi uteri baik adalah sebanyak
19 responden (79,2%).
Tabel 7 Tabulasi Silang Hubungan Antara
Senam Nifas dengan Involusi Uteri di BPM
Ririn Dwi SST, Jelakombo, Jombang
Februari 2019
Sumber: Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa
bahwa dari 19 responden yang mengalami
involusi uteri baik terdapat 16 responden (66,6%)
melakukan senam nifas dan 3 responden (12,5%)
tidak melakukan senam nifas
4. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil
bahwa 19 responden yang mengalami involusi
uteri baik terdapat 16 responden (66,6%)
melakukan senam nifas dan 3 responden (12,5%)
tidak melakukan senam nifas.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhi salah satunya melakukan senam
nifas yang akan mempercepat proses involusi
uteri. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa dengan melakukan senam
nifas latihan tersebut akan membantu
mengembalikan otot - otot perut menjadi kencang
dan otomatis otot - otot rahim tersebut akan
kembali bekerja secara optimal sehingga
meminimalisir kejadian perdarahan pada ibu post
partum (Maritalia, 2014).
Berdasarkan tabel 1 bahwa sebagian besar
responden berusia 30 - 35 tahun yaitu sejumlah 21
responden (87,5%). Pada dasar nya usia sangat
mempengaruhi seseorang dalam melakukan
senam nifas. Menurut Wawan dan Dewi (2010)
Dengan bertambahnya usia maka tingkat
No
Involusi
uteri
Frekuensi
(f)
Presentase
(%)
1
Pertengahan
simpisis
pusat baik
19
79,2
2
Diatas 3 jari
bawah pusat
tidak baik
5
20,8
Jumlah
24
100
No
Kegiatan
senam
nifas
Involusi uteri
Pertenga
han
simpisis
pusat
baik
Diatas 3
jari
bawah
pusat
tidak
baik
Total
F
%
F
%
F
%
1
Melakukan
16
66,6
1
4,2
17
70,8
2
Tidak
Melakukan
3
12,5
4
16,7
7
29,2
Jumlah
19
79,2
5
20,8
24
100
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 7 |
kematangan dan kekuatan seseorang dalam hal
berfikir akan lebih tinggi. Hal ini diakibatkan oleh
banyak nya pengalaman yang sudah dilalui, maka
semakin tua seseorang tingkat kematangan dan
tingkat pemikiran akan lebih baik dari pada yang
usia muda.
Menurut Prawirohardjo (2010) usia akan
mempengaruhi proses kembalinya uterus ke
bentuk dan fungsi semula, kelenturan otot uterus
akan berkurang elastisitasnya pada usia diatas 35
tahun. Hal ini menyebabkan penurunan proses
pengecilan uterus lebih lama sehingga
menyebabkan lambatnya proses involusi uterus.
Berdasarkan tabel 2 bahwa setengahnya
responden pendidikan terakhir SMA yaitu
sejumlah 12 responden (50 %).
Pendidikan mempunyai peran penting
terhadap penerimaan informasi seseorang, pada
dasarnya semakin tinggi jenjang pendidikan
seseorang maka akan lebih mudah orang tersebut
dalam penerimaan informasi (Dewi, dkk. 2010).
Berdasarkan tabel 3 bahwa menunjukkan
sebagian besar responden tidak bekerja sejumlah
14 responden (58,3%). Pekerjaan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan seseorang berdasarkan
keahlian masing - masing (Notoatmodjo, 2012).
Pekerjaan mempengaruhi minat dan motivasi
seseorang untuk melaksanakan setiap informasi
tentang senam nifas.
Berdasarkan tabel 4 bahwa sebagian besar
responden ber paritas anak ke 1 berjumlah 13
responden (54,2%). Pengalaman bersalin atau
paritas seseorang mempengaruhi penurunan
Tinggi Fundus Uteri karena otot - otot uterus yang
sering tegang dan meregang susah dalam proses
kembali nya (Elisabeth siwi, 2015).
Masalah tersebut bisa dijabarkan bahwa
semua kehamilan mengalami proses peregangan
otot pada uterus, pada kasus ini adalah kehamilan
yang terus menerus menyebabkan kendornya otot
uterus yang berulang ulang sehingga uterus tidak
lagi sehat (Tahuaruddin, 2012).
Berdasarkan tabel 5 bahwa hampir
seluruhnya responden melakukan senam nifas
yaitu 17 responden (70,8%). Senam nifas dapat
diartikan sebagai kegiatan melatih otot untuk
memberikan terapi terhadap ibu post partum
sehingga segera pulih baik fisik maupun mental
(Maryunani, 2011).
Banyak hal positif yang kita dapatkan dari
terapi senam nifas karena dengan rangsangan
tersebut hormon oksitosin akan terbentuk yang
berfungsi untuk segera memberikan pemulihan
terhadap ibu nifas, mencegah perdarahan,
mengurangi rasa nyeri pasca bersalin, membantu
untuk mengencangkan otot rahim dan perineum,
serta mengencangkan otot dasar panggul dan
disamping itu semua juga dapat membantu proses
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 8 |
mengecilnya uterus ke bentuk semula. Tidak lupa
juga manfaat yang sangat penting lainnya yang
sangt diidamkan para ibu - ibu yaitu bisa
membantu untuk proses tercapainya bentuk tubuh
yang langsing.
Berdasarkan tabel 6 bahwa yang mengalami
involusi uterus dari 24 responden 19 responden
(79,2 %) mengalami involusi uteri baik. Menurut
hasil penelitian ini antara involusi uterus dengan
pelaksanaan senam nifas begitu sangat erat, ketika
ibu nifas normal melakukan gerakan- gerakan
tersebut maka akan merangsang otot - otot uterus
mengadadakan penurunan dan mengembalikan ke
fungsi dan bentuk semula. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Fadlina tahun 2015
yang menyebutkan bahwa pengaruh senam nifas
terhadap penurunan tinggi fundus uteri.
Berdasarkan Brayshaw, senam nifas akan
mengembalikan kekuatan dan fungsi otot - otot
uterus yang melemah baik otot dinding rahim
maupun otot perineum, serta membentuk postur
tubuh yang proposinal dan mencegah adanya
kelainan.
Berdasarkan tabel 7 bahwa dari 27
responden, 19 responden (66,6 %) mengalami
involusi uteri dan melakukan senam nifas
sedangkan 3 responden lainnya tidak melakukan
senam nifas. Didapatkan hasil dari penelitian ini
yaitu ada pengaruh antara melakukan senam nifas
dengan involusi uterus.
Senam nifas adalah kegiatan yang bertujuan
untuk membantu mengembalikan fungsi dan
bentuk otot dasar panggul dan kencangnya otot
perineum serta postur tubuh, dan juga dapat
mengurangi terjadinya resiko terhadap ibu nifas.
Dan semua itu dipengaruhi oleh usia, paritas dan
mobilisasi dalam hal ini adalah senam nifas.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Rustam (2002) bahwa involusi
uterus akan berangsur - angsur mengecil dan
kembali sampai bentuk dimana sebelum hamil,
uterus yang meregang dan pembuluh darah yang
membesar akan mengalami kontraksi sehingga
menjadi keras sehingga akan mengecil.
Hasil dari penelitian diatas disimpulkan
bahwa senam nifas membantu dalam proses
involusi uterus.
5. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Senam nifas sangat berpengaruh terhadap
involusi uteri di BPM Ririn Dwi, SST,
Jelakombo, Jombang
Saran
Harapannya bidan agar lebih sering
mensosialisakan dan mewajibkan senam nifas
untuk dilakukan ibu nifas, mengingat manfaat nya
yang begitu banyak khususnya dalam hal
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1321
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 9 |
membantu mempercepat Involusi Uteri, sehingga
dapat membantu mencegah komplikasi masa
nifas.
6. REFERENSI
Ari Setiawan dan Saryono. Metodologi Penelitian
Kebidanan DIII, DIV, S1, S2. Yogyakarta :
Nulia Medika. 2010.
Brayshaw, Eileen. (2008). Senam Hamil dan
Nifas. Pedoman Praktik Bidan. Jakarta :
EGC.
Dalila, Sastri. (2015). Pengaruh Senam Nifas
Terhadap Penguatan Otot Perut Post
Partum. Skripsi Program Studi Fakultas
Ilmu Kesehatan. Universitas Muhamdiyah.
Surakarta.
Dewi, M, A, Wawan. (2010). Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yokyakarta : Nuha
Medika.
Elizabeth, Siwi W dan Endang P. 2015. Asuhan
Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Fadlina, Amelia (2015). Pengaruh Senam Nifas
Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Pada Ibu Post Partum. Skripsi. Surakarta.
Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta.
Maritalia, D. (2014). Asuhan Kebidanan Nifas
dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Maryunani, Anik. (2011). Asuhan pada Ibu Nifas.
Jakarta : Trans Info Media.
Mochtar, Rustam. (2002) .Sinopsis obstetri :
obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2.
Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo, (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan. Edisi
3. Jakarta : Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan
Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Suheni, S. Dkk. (2008). Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta : Fitramaya.
Widianti, A. Proverawati. (2010). Senam
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.