RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://journal.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 20 |
Efektifitas Massage dan Baby Spa (Swim) terhadap
Kesesuaian Perkembangan Bayi Usia 3 9 Bulan di BPM
Zaenab di Dusun Sembung, Desa Tungklur, Kecamatan
Badas, Kabupaten Kediri
Effectiveness Of Massage And Baby SPA (Swim) On The
Suitability Of The Development Of Infants Aged 3-9 Months In
Midwife Privite Practice Zaenab in Sembung Hamlet, Tungklur
Village, Badas District, Kediri Regency
Dwi Ertiana
1)
, Elga Yuspita Miftakhul
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Kediri, Jalan Soekarno Hatta
Nomor 07, Kediri 64225
Email : ertiana.dwi@gmail.com
ISSN 2548-2246 (online)
ISSN 2442-9139 (print)
Edited by:
Paramitha Amelia K
Reviewed by:
Suyani
*Correspondence: Dwi Ertiana
ertiana.dwi@gmail.com
Received: 05 Juli 2021
Accepted: 05 Agustus 2021
Published: 04 Oktober 2021
Citation : Dwi Ertiana (2021)
Efektifitas Massage dan Baby Spa
(Swim) terhadap Kesesuaian
Perkembangan Bayi Usia 3-9
Bulan di BPM Zaenab di Dusun
Sembung, Desa Tungklur
Kecamatan Badas, Kabupaten
Kediri
Midwiferia Jurnal Kebidanan. 7:2.
Doi :
10.21070/midwiferia.v7i2.1630
ABSTRAK
Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan pada usia 0-12 bulan. Dikatakan masa kritis karena bayi sangat peka
terhadap lingkungan, membutuhkan asupan gizi, stimulasi baik untuk pertumbuhan
perkembangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui adakah efektifitas massage dan
Baby Solus Per Aqua (swim) terhadap kesesuaian perkembangan bayi usia 3-9 bulan.
Desain penelitian analitik observasional, pendekatan cross sectional. Populasinya
seluruh bayi yang melakukan kunjungan. Teknik sampling yang digunakan purposive
sampling, sampel 22 responden. Penelitian tanggal 212 Agustus 2020 di Dusun
Sembung Desa Tungklur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Instrumen
menggunakan KPSP pengambilan data dengan observasi klinis analisa data
menggunakan uji mann witney u test. Hasil penelitian 11 responden melakukan
treatment, perkembangan sesuai: 7 bayi 67%. 11 responden tidak melakukan treatment
mengalami penyimpangan perkembangan: 6 bayi 54%. Uji statistik menunjukkan ada
pengaruh treatment massage dan Baby SPA (swim) terhadap perkembangan bayi
dengan nilai p value 0,019 α 0,05. Perkembangan dipengaruhi beberapa faktor
pendukung, pada bayi yang melakukan treatment sebanyak 6x perkembangan sesuai.
Bayi yang tidak melakukan treatment mengalami penyimpangan perkembangan
karena selain stimulasi, pola asuh, pengetahuan ibumempengaruhi perkembangan
bayi, semakin sering bayi mendapatkan stimulasi akan meningkatkan pencapaian
kesesuaian perkembangan bayinya.
Kata kunci : Massage dan Baby Spa, Perkembangan, KPSP, Bayi usia 3-9 bulan
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 21 |
ABSTRACT
The period of infant growth and development is a golden period as well as a critical
period of development at the age of 0-12 months. It is said to be a critical period
because babies are very sensitive to the environment, need nutritional intake, good
stimulation for growth and development. This study aims to determine the effectiveness
of massage and Baby Solus Per Aqua (swim) on the suitability of the development of
infants aged 3-9 months. Observational analytic research design, cross sectional
approach. The population is all babies who make visits. The sampling technique used
was purposive sampling, a sample of 22 respondents. The study was conducted on
August 212, 2020 in Sembung Hamlet, Tungklur Village, Badas District, Kediri
Regency. The instrument uses KPSP data collection with clinical observation, data
analysis using the Mann Witney U test. The results of the study 11 respondents did
treatment, the development was appropriate: 7 babies 67%. 11 respondents who did
not receive treatment experienced developmental deviations: 6 infants 54%. Statistical
tests showed that there was an effect of massage treatment and Baby SPA (swim) on
infant development with a p value of 0.019 0.05. Development is influenced by several
supporting factors, in infants who do treatment as much as 6 times the development is
appropriate. Babies who do not do treatment experience developmental deviations
because in addition to stimulation, parenting, mother's knowledge affects the
development of babies, the more often babies get stimulation, the more appropriate the
baby's developmental achievement will be.
Keywords : Massage and Baby Spa, Development, KPSP, Infants aged 3-9 months
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 22 |
1. PENDAHULUAN
Pada saat didalam rahim bayi mendapatkan
beberapa rangsangan fisik. Pentingnya
rangsangan atau pijatan lebut yang diberikan
pada bayi 5 sampai 10 hari selama 15 menit yang
dilakukan tiga sampai 4 kali dalam sehari dapat
memberikan efek positif terhadap perkembangan
bayi. Sehingga dapat mengurangi adanya
gangguan pada bayi (Vickers et al., 2004). Pada
saat bayi usia 0-12 bulan merupakan periode
kritis dimana bayi mengalami tumbuh kembang.
Pada masa ini merupakan masa emas karena
terjadi dalam waktu yang singkat serta tidak akan
diulangi kembali.Bayi sangat peka terhadal
lingkungan sekitar serta memerlukan gizi yang
baik dan stimulasi yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya (Depkes,
2010).
Pemberian stimulasi yang baik sebenarnya
diberikan pada orang tua dari bayi sehingga dapat
memberikan stimulasi yang maksimal setiap
saat. Ada beberapa faktor yang ada hubungannya
dengan tumbuh kembang dari bayi atau anak
yaitu gizi yang diberikan dengan baik, adanya
lingkungan dari keluarga yang dapat
memebrikan dukungan dengan baik, pemberian
stimulasi yang baik yang diberikan kepada pada
bayi oleh orang tuanya bisa memalui pemberian
rangsangan taktil atau dalam bentuk pemijatan
pada bayi (Nugrohowati & Nurhidayati, 2015).
Data dari WHO 5 - 10% anak balita
mengalami gangguan motorik kasar maupun
halus. Adanya keterlambatan perkembangan
anak balita di Indonesia masih banyak.
Pemerintah sudah berupaya untuk meningkatkan
kualitas dari balita melalui beberapa program
dijadikan prioritas utama. Agar keterlambatan
atau gangguan pekembangan tidak terjadi pada
balita. Balita mengalami masalah perkembangan
yaitu sebesar 11,5 % dan pertumbuhan yaitu
sebesar 19,3 % pada tahun 2018 dengan total
masalah tersebut yaitu sebesar 30,8 % (Profil
Anak Indonesia, 2018).
Di Indonesia pada tahun 2018 tercatat
jumlah anak 79.552 jiwa dari 21.990 balita yang
ada (Profil Anak Indonesia 2018). Sedangkan
pada tahun 2018 Data yang dimiliki di tingkat
Kabupaten Kediri menyebutkan pada tahun 2018
terdapat 24.151 sasaran bayi (Profil Kesehatan
Kabupaten Kediri, 2018). Data bayi usia 0-12
bulan di wilayah puskesmas Badas tercatat 680
bayi pada tahun 2019, secara keseluruhan
perkembangan bayi baik hanya sekitar 11 bayi
1,6% mengalami masalah perkembangan yang
disebabkan penyakit bawaan sejak lahir dan
juga beberapa faktor lain yang sudah dalam
pemantauan dan penanganan khusus.
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 23 |
Efektifitas Baby massage terhadap
perkembangan bayi 3-6 bulan didapatkan hasil
ada perbedaan signifikan secara statistik ada
perbedaan yang bermakna antara rata-rata
perkembangan bayi sebelum dan sesudah
intervensi. Sehingga dapat disimpulkan baby
massage efektif dilakukan terhadap
perkembangan bayi usia 3-6 bulan (Sari, 2014).
Sedangkan penelitian lain menyebutkan nilai t
hitung untuk variabel pertumbuhan 2,777 dan
nilai panjang badan t hitungnya 4,090. Efektifitas
pijat bayi didapatkan 0,28 terhadap pertumbuhan
berat badan dan 0,48 pertumbuhan panjang
badanyang berarti pijat bayi memiliki efektifitas
yang besar terhadap kenaikan berat badan dan
panjang badan bayi (Wijayanti, 2017).
Banyak penelitian didapatkan rangsangan
sejak awal yang diberikan kepada bayi dapat
membantu bayi untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan barunya. Untuk bayi yang
bisa berenang sejak awal akan mudah melakukan
adaptasi dengan lingkungan sekitarnya
dibandingkan dengan bayi yang tidak bisa
berenang (Nugraeny, 2018).
Study pendahuluan yang dilakukan di PMB
Bidan Zaenab dan Rahma Baby SPA diperoleh
data 11 bayi yang kunjungan baby massage dan
SPA, para ibu bayi mengatakan bahwa bayi
mereka merasa bayi lebih tenang, tanggap, sehat,
cepat tengkurap, cepat mengoceh, cepat duduk,
pada usianya ketika rutin melakukan massage
dan SPA maka dari itu para ibu datang berulang
untuk melakukan massage dan SPA pada bayi.
Sentuhan pijat (massage) dapat
meningkatkan perkembangan sosial. Studi
menunjukkan bahwa bayi yang dipijat ketika
mereka berusia empat minggu dan sesudahnya
bersikap lebih responsif selama pengawasan
dirumah dalam kurun waktu 12 minggu. Bayi-
bayi ini lebih kooperatif ketika diajak
berinteraksi lewat kontak mata, senyum,
mengeluarkan suara, menjangkau, dan respon
refleks. Pijat selama 15 menit dapat mengurangi
sifat lekas marah pada bayi, meningkatkan proses
pembelajaran, dan mempercepat perkembangan
bayi. Kebanyakan bayi atau anak-anak yang
diberikan pijatan dapat mengurangi susah
tidurnya hingga 30%. Pijatan itu memberikan
kualitas tidur yang cukup baik, sehingga ketika
bayi bangun tubuh akan kembali menjadi segar
(Siregar, 2012).
SPA yang diberikan pada bayi dapat
membantustimulasi tumbuh kembang pada bayi.
Hal tersebut dapat menenangkan, membuat
nyaman dan menjadikan banyi menjadi lebih
segar. Adanya air yang bergerak yang
menyebabkan adanya hantaman pada bayi ketika
berada di air akan menyebabkan pijatan dan
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 24 |
memperlancar peredaran darah pada bayi serta
membuat bayi lebih rileks dari kelelahan pada
saat bermain. Hal tersebut akan menjadikan bayi
akan tidur lebih lelap sehingga dapat
meningkatkan jam tidur bayi. Apabila bayi bisa
tidur nyenyak akan meningkatkan adanya
pengeluaran hormon yang dapat mengingkatkan
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi
(Widodo & Afrina, 2013).
Apabila bayi mengalami keterlambatan
maka dapat menggangu pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi. Sehingga akan
menyebabkan adanya banyak masalah
diantaranya yaitu adangan kegagalan dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang bisa
dilihat dari beberapa gejala yang menunjukan
adanya keterlambatan pertumbuhan dan
keterlambatan (Hurlock, 2012). Beberapa faktor
yang menyebabkan keterlambatan
perkembangan pada bayi tidak hanya adanya
stimulasi yang kurang namun bisa disebabkan
dari faktor genetik serta bisa dimulai pada saat
sedang hamil sampai persalinan (Susanto, 2011).
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas,
salah satu solusi untuk mengatasi keterlambatan
perkembangan dengan melakukan stimulasi pada
bayi Secara ilmiah pijatan memberi stimulus
pada hormon didalam tubuh, satu subtansi yang
mengatur fungsi-fungsi seperti nafsu makan,
tidur, ingatan, belajar, pengatur temperature,
mood, perilaku, fungsi pembuluh darah,
kontraksi otot, pengatur system endokrin
(pengatur metabolisme pertumbuhan
perkembangan dan pubertas) (Siregar, 2012).
Orangtua juga dapat berperan dalam
pemberian stimulasi pada bayi, sehingga orang
tua dapat berusaha untuk memehami tetang
stimulasi yang baik yang diberikan untuk
bayinnya supaya bayi tidak mengalami
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
(Wijayanti, 2017).
Stimulasi memberikan efek yang baik untuk
mendukung mengoptimalkan perkembangan
bayi, rangkaian manfaat stimulasi massage dan
SPA (swim) sangat berhubungan dengan
kesesuaian perkembangan bayi, seperti halnya
stimulasi dapat merangsang kenaikan berat
badan yang berarti bayi mengalami peningkatan
nafsu makan karena penyerapan makanan pada
bayi yang optimal dengan adanya pemberian
stimulasi dengan begitu juga akan meningkatkan
kreatifitas, konsentrasi dan perkembangan yang
sesuai serta maksimal pada bayi, maka dari itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui efektifitas massage
dan Baby SPA (Swim) Terhadap Kesesuaian
Perkembangan Bayi Usia 3-9 bulan Di PMB
Zaenab di Desa tunglur Kecamatan Badas Kediri.
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 25 |
2. METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian yang digunakan
berdasarkan jenis penelitian observasional, desin
penelitian analitik, dan pendekatan cross
sectional. Populasinya semua bayi yang
melakukan kunjungan pemeriksaan di PMB
Zaenab sebanyak 40 bayi diambil dengan teknik
purposive sampling, dan memperhatikan kriteria
inklusi (bayi berusia 3-9 bulan pada saat
penelitian, bayi yang melakukan treatment
massage dan tidak melakukan treatment
massage, bayi lahir cukup bulan ) serta kriteria
eksklusi (bayi dengan kelainan dan penyakit
bawaan sejak lahir, bayi lahir prematur, bayi
dengan kelahiran berat badan lahir rendah),
sehingga didapatkan sampel sebanyak 22
responden (11 responden untuk kelompok
intervensi/ bayi yang melakukan treatment
massage dan baby SPA (swim) dan 11 responden
untuk kelompok kontrol/ bayi tidak melakukan
treatment massage dan baby SPA (swim).
Penelitian ini dilaksanakan di PMB Zaenab
Dusun Sembung Desa Tungklur Kecamatan
Badas Kabupaten Kediri. Pada tanggal 2-22
Agustus 2020. Instrument yang digunakan
kuesioner lembar Kuisioner Pra Skrinning
Perkembangan (KPSP), kemudian data yang
didapatkan dilakukan editing, coding, scoring,
tabulating dan di uji statistik menggunakan mann
witney. Tujuan dari riset ini mengetahui untuk
mengetahui adakah efektifitas massage dan Baby
SPA (swim) terhadap kesesuaian perkembangan
bayi usia 3-9 bulan di PMB Zaenab Dusun
Sembung, Desa Tunglur, Kecamatan Badas,
Kabupaten Kediri.
Hasil penelitian yang diperoleh meliputi data
umum dan data khusus. Data umum meliputi
karakteristik pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan
jenis kelamin, Sedangkan data khusus
menyajikan data tentang perlakuan massage dan
swim serta perkembangan bayi.
3. HASIL PENELITIAN
1) Data Umum
1. Distribusi frekuensi usia bayi di PMB Bidan
Zaenab Dusun Sembung Desa Tungklur
Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Bulan
Agustus Tahun 2020
Tabel 1. Distribusi frekuensi usia bayi di
PMB Bidan Zaenab Dusun
Sembung Desa Tungklur
Kecamatan Badas Kabupaten
Kediri Bulan Agustus Tahun 2020
Usia
Frekuensi
%
4 Bulan
3
14
5 Bulan
2
9
6 Bulan
7
32
7 Bulan
8 Bulan
9 Bulan
5
3
2
23
14
9
Total
22
100
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 26 |
Berdasarkan tabel 1 dari 22 responden
didapatkan hasil hampir setengah dari
responden berusia 6 bulan yaitu sebanyak 7
responden (32%).
2. Distribusi frekuensi Jenis kelamin bayi di
PMB Bidan Zaenab Dusun Sembung Desa
Tungklur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Bulan Agustus Tahun 2020.
Tabel 2. Distribusi frekuensi jenis kelamin
bayi di PMB Bidan Zaenab Dusun
Sembung Desa Tungklur Kecamatan
Badas Kabupaten Kediri Tahun
2020
Usia
Frekuensi
%
Laki laki
5
23
Perempuan
17
77
Total
22
100
Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil dari 22
responden usia 3-9 di PMB Bidan Zaenab Dusun
Sembung Desa Tungklur Kecamatan Badas
Kabupaten Kediri menunjukkan hampir seluruh
responden berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 17 responden (77%).
3. Distribusi frekuensi pendidikan terakhir ibu
bayi di PMB Bidan Zaenab Dusun Sembung
Desa Tungklur Kecamatan Badas Kabupaten
Kediri Bulan Agustus Tahun 2020.
Tabel 3. Distribusi frekuensi pendidikan
terakhir Ibu bayi di PMB Bidan
Zaenab Dusun Sembung Desa
Tungklur Kecamatan Badas
Kabupaten Kediri Bulan Agustus
Tahun 2020
Pendidikan
%
SD
SMP
SMA
PT
0
4
64
32
Total
100
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil 22
responden ibu bayi di PMB Bidan Zaenab Dusun
Sembung Desa Tungklur Kecamatan Badas
Kabupaten Kediri menunjukkan sebagian besar
dari pendidikan ibu responden adalah SMA
sebanyak 6 orang (73%).
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 27 |
4. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu bayi di
PMB Bidan Zaenab Dusun Sembung Desa
Tungklur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Bulan Agustus Tahun 2020.
Tabel 4. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu
bayi di PMB Bidan Zaenab Dusun
Sembung Desa Tungklur Kecamatan
Badas Kabupaten Kediri Bulan Agustus
Tahun 2020.
Pekerjaan
Frekuensi
%
IRT
14
64
Swasta
4
18
Wiraswasta
PNS
4
0
18
0
Total
22
100
Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil dari 22
responden ibu bayi di PMB Bidan Zaenab dusun
Sembung Kabupaten Kediri menunjukkan
sebagian besar dari pekerjaan ibu responden
yaitu IRT sebanyak 14 orang (64%).
5. Distribusi frekuensi riwayat pemberian ASI di
PMB Bidan Zaenab Dusun Sembung Desa
Tungklur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Bulan Agustus Tahun 2020.
Tabel 5. Distribusi frekuensi riwayat
pemberian ASI di PMB Bidan Zaenab
Dusun Sembung Desa Tungklur
Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Bulan Agustus Tahun 2020.
Riawayat
pemberian ASI
Frekuensi
%
Eksklusif
15
62
Susu Formula
7
32
Total
22
100
Berdasarkan tabel 5 didapatkan hasil 22
responden riwayat pemberian ASI di PMB Bidan
Zaenab Dusun Sembung Desa Tungklur
Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
menunjukkan sebagian besar riwayat pemberian
ASI eksklusif sebanyak 15 responden (62%)
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 28 |
4. HASIL
Distribusi frekuensi perkembangan bayi yang
tidak melakukan treatment massage dan Baby
SPA (swim) di PMB Bidan Zaenab Dusun
Sembung Desa Tungklur Kecamatan Badas,
Kabupaten Kediri Bulan Agustus Tahun 2020.
Tabel 6 Distribusi Frekuensi perkembangan
tidak melakukan treatment massage dan
Bayi SPA (swim) di PMB Bidan Zaenab
Dusun Sembung Desa Tungklur
Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Bulan Agustus Tahun 2021
Perkembangan
Frekuensi
%
Penyimpangan
Meragukan
Sesuai
6
3
2
54
27
18
Total
11
100
Berdasarkan tabel 6 dengan total 11
responden bayi yang tidak melakukan treatment
massage dan Baby SPA (swim) di PMB Bidan
Zaenab dusun Sembung Kabupaten Kediri
menunjukkan setengah dari responden
mengalami kemungkinan ada penyimpangan
perkembangan yaitu sebanyak 6 bayi (54%),
penyimpangan perkembangan yang disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya pola asuh dan
juga stimulasi pada bayi yang sudah usia 5 6
bulan masih dipakaikan gurita dan sering di
bedong mengakibatkan ruang gerak bayi
terbatas, pendapat orang tua tidak boleh
menungkerapkan bayi kalau belum lepas gurita
pola asuh seperti ini juga akan membuat bayi
lebih pasif. Ibu bekerja dan ibu tidak memiliki
waktu lebih untuk stimulasi bayi, ibu yang
kurang mengerti tentang pentingnya stimulasi
kurang antusias kepada bayinya. untuk tindak
lanjut pada responden kategori penyimpangan
dilakukan stimulasi intens pada point sasaran
selama 2 minggu dan observasi ulang dengan
meminta ibu sebagai pendamping utama agar
bayi lebih berkenan, kemudian konseling
melakukan rujukan kepada dokter spesialis
tumbuh kembang untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Distribusi frekuensi perkembangan bayi yang
melakukan treatment massage dan Baby SPA
(swim) di PMB Bidan Zaenab Dusun Sembung
Desa Tugklur Kecamatan Badas Kabupaten
Kediri Bulan Agustus Tahun 2020.
Tabel 7 Distribusi frekuensi perkembangan
bayi yang melakukan treatment massage
dan Baby SPA (swim) di PMB Bidan
Zaenab Dusun Sembung Desa Tungklur
Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Bulan Agustus Tahun 2020
Perkembangan
Frekuensi
%
Penyimpangan
Meragukan
Sesuai
0
4
7
0
36
64
Total
11
100
Berdasarkan tabel 7 dengan total 11
responden bayi yang melakukan treatment
massage dan Baby SPA (swim) di PMB Bidan
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 29 |
Zaenab Dusun Sembung Desa Tungklur
Kecamatan Badas Kabupaten Kediri menunjukkan
sebagian besar dari responden mencapai
perkembangan sesuai yaitu sebanyak 7 bayi
(64%), treatment menjadi salah satu stimulasi
yang dapat mengoptimalkan perkembangan tetapi
peran orang tua juga sangat penting dalam
mencapai perkembangan yang sesuai dengan
banyak stimulasi yang bisa dilakukan dirumah
misalnya memberikan mainan yang berbunyi
untuk merangsang pendengaran bayi,
mengajarkan bayi tengkurap dan kembali lagi,
mencoba mengangkat kedua tangan bayi degan
cara memegang lengan untuk melihat kekuatan
bayi menyanggah kepala, ini bisa dilakukan ibu
sendiri ketika dirumah, 4 dari responden yang
mengalami perkembangan meragukan
dikarenakan ibu bayi bekerja dan memiliki sedikit
waktu untuk langsung mengasuh dan memberikan
stimulasi pada bayi sesering mungkin.
Ibu bekerja cenderung membantu kebutuhan
ASI dengan menambahkan susu formula agar
kebutuhan nutrisi bayi tercukupi tetapi ada
keluhan bayi seperti kembung dan diare hal ini
juga akan menyebabkan bayi merasa tidak
nyaman. Tindak lanjut yang dilakukan adalah
dengan memberikan stimulasi lebih intens kepada
point sasaran yang belum tercapai dalam waktu 2
minggu dan kemudian dilakukan observasi ulang,
kemudian konseling melakukan rujukan kepada
dokter spesialis tumbuh kembang untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Tabulasi Silang treatment massage dan Baby
SPA (swim) dengan Perkembangan bayi usi 3-9
bulan di PMB Bidan Zaenab Dusun Sembung
Desa Tungklur Kecamatan Badas Kabupaten
Kediri Bulan Agustus Tahun 2020.
Berdasarkan tabel 8 dijelaskan bahwa dari
hasil penelitian yaitu dari 22 responden
menunjukkan sebagian besar dari responden
yang melakukan treatment massage dan Baby
SPA mengalami perkembangan sesuai yaitu
sebanyak 9 orang (41%%), sedangkan sebagian
besar dari responden yang tidak melakukan
treatment massage dan Baby SPA (swim)
mengalami kemungkinan ada penyimpangan
perkembangan yaitu sebanyak 6 bayi (54%).
Treatment Baby
SPA (swim)
Perkembangan
Penyimpang
an
Sesuai
Meragukan
Total
%
%
%
%
Massage dan SPA
(swim)
Non treatment
massage dan SPA
(swim)
0
6
0
64
4
3
36
27
7
2
63
18
11
11
50
50
Total
6
64
7
63
9
81
22
100
ɑ : 0,05 / p-value : 0,019
Tabel 8 Tabulasi Silang treatment massage
dan Baby SPA (swim) dengan
Perkembangan bayi usi 3-9 bulan di
PMB Bidan Zaenab Dusun Sembung
Desa Tungklur Kecamatan Badas
Kabupaten Kediri Bulan Agustus
Tahun 2020
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 30 |
Penelitian ini dilakukan dengan cara analisis
non parametik menggunakan pengujian mann
witney u test didapatkan hasil 0,019 ; karena nilai
Sig.(2-tailed) 0,019 < dari 0,05 maka artinya ada
pengaruh yang signifikan antara variabel
massage dan Baby SPA (swim) dengan
kesesuaian perkembangan bayi usia 3-9 bulan di
PMB Bidan Zaenab Dusun sembung Desa
Tunglur, Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
5. PEMBAHASAN
Dari hasil hasil analisa efektifitas massage
dan Baby SPA (swim) dengan kesesuaian
perkembangan bayi usia 3-9 bulan di PMB
Zaenab adalah perkembangan sesuai dengan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka
dalam bagian ini akan membahas hasil penelitian
yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil
analisis yang telah disajikan.
Perkembangan Bayi usia 3-9 yang melakukan
treatment massage dan Baby SPA (swim) di
PMB Zaenab Desa Tunglur Kecamatan Badas
Kabupaten Kediri.
Berdasarkan tabel 7 dengan total 11
responden bayi yang melakukan treatment
massage dan Baby SPA (swim) menunjukkan
sebagian besar dari responden mencapai
perkembangan sesuai yaitu sebanyak 7 bayi
(64%), dan sebagian kecil dari responden
mengalami perkembangan dalam kategori
meragukan yaitu sebanyak 4 bayi (36%), dan
tidak satupun dari responden yang kemungkinan
ada penyimpangan perkembangan yaitu 0(%).
Gerakan motorik dari bayi dapat diperoleh
dengan melakukan Massage dan Baby SPA
(swim). Apabila bayi bermain didalam air dan
dilakukan pemijatan otot-otot bayi makan akan
menyebabkan dapat berkembang dengan sangat
baik, persendian tumbuh secara optimal,
pertumbuhan badan meningkat dan tubuh
menjadi lentur. Bayi akan memiliki
perkembangan kemampuan motorik yang sangat
baik pada saat berenang karena pada saat
berenang terdapat efek gravitasi rendah
dibandingkan hanya mengajak bayi untuk
bermain dilantai saja (Kami & Ini, 2018).
Dari pengaruh teknik Baby SPA terhadap
perkembangan motorik dan kenaikan berat badan
bayi di wilayah kerja puskesmas kedungmundu
Semarang, didapatkan hasil sangat signifikan
yaitu terdapat perbedaan perkembangan motorik
sebelum dan sesudah penelitian (P Value 0,001)
pada kelompok perlakuan dan (P Value 0,041)
pada kelompok kontrol, Ada perbedaan kenaikan
berat badan bayi sebelum dan sesudah Baby SPA
(P Value 0,000) pada kelompok perlakuan dan
tidak ada perbedaan kenaikan BB Bayi (P Value
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 31 |
0,061) pada kelompok kontrol, ada pengaruh
pemberian teknik Baby SPA dan pijat bayi
terhadap perkembangan motorik bayi pada kedua
kelompok (P Value 0,021), ada pengaruh teknik
Baby SPA dan pijat bayi terhadap kenaikan BB
bayi pada ke dua kelompok (P Value 0,04).
Terdapat perbedaan perkembangan motorik dan
kenaikan berat badan bayi pada kedua kelompok,
serta terdapat pengaruh teknik BABY SPA dan
pijat bayi terhadap perkembangan motorik serta
kenaikan BB pada bayi usia 4-12 bulan pada
masing-masing kelompok (Triani AP et al.,
2019).
Berendam dalam air hangat juga akan
menjadi hal yang menyenangkan dan menjadi
media olahraga bagi bayi ketika bayi aktif dan
mau menggerakkan kakinya maka akan melatih
bayi untuk lebih aktif dalam perkembangan
terutama motoriknya, ketika bayi berendam
pendamping selalu mengajak berkomunikasi dan
mengarahkan apa yang harus bayi lakukan
dengan cara bermain dan dengan media
permainan untuk menarik perhatian, dengan
demikian ketika kegiatan ini dilakukan beulang-
ulang maka bayi akan terbiasa berkonsentrasi
ketika ada lawan bicaranya, begitu juga massage
ketika melakukan pijatan pada bayi therapist
diharuskan untuk mengajak bayi berkomunikasi
selain tubuhnya yang merasakan rileks juga akan
menjadikan suasana menyenangkan bagi bayi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan bayi diantanya pengetahuan ibu,
pekerjaan ibu, pola asuh, disamping pemberian
treatment massage dan Baby SPA, ibu yang
paham akan penting nya stimulasi perkembangan
akan lebih memperhatikan kebutuhan stimulasi
pada bayinya, stimulasi yang bisa dilakukan
tidak hanya dengan melakukan treatment
massage dan Baby SPA ke tempat pelayanan
khusus Baby SPA saja, ibu bisa melakukannya
sendiri dirumah membantu anak untuk terbiasa
telungkup dengan memiringkan satu kaki
terlebih dahulu, memberikan mainan kepada
anak mengarahkan mainan ke kanan dan kekiri
untuk menarik perhatian agar bayi bisa menoleh
ke kanan dan kekiri mengikuti arah tangan yang
kita gerakkan. Berbeda dengan ibu yang tidak
mengerti dan paham akan pentingnya stimulasi
perkembangan ibu akan cenderung pasif terlebih
pada bayi yang sering diletakkan di bouncher
dalam waktu yang lama karena akan
menyebabkan ruang gerak bayi terbatas dan tidak
bebas.
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 32 |
Perkembangan Bayi usia 3-9 yang tidak
melakukan treatment massage dan Baby SPA
(swim) di PMB Zaenab Desa Tunglur
Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
Berdasarkan tabel 6 dengan total 11
responden bayi yang tidak melakukan treatment
massage dan Baby SPA (swim) menunjukkan
setengah dari responden mengalami
kemungkinan penyimpangan perkembangan
yaitu sebanyak 6 bayi (54%), dan sebagian kecil
dari responden mengalami perkembangan dalam
kategori meragukan yaitu sebanyak 3 bayi
(27%), dan yang mencapai perkembangan sesuai
sebanyak 2 bayi (18%).
Penyimpangan perkembangan merupakan
terjadinya gangguan perkembangan pada
motorik bayi misalnya bayi usia 5 bulan masih
mengepal telapak tangannya, tubuh agak kaku
saat digendong, serta cenderung membanting-
banting diri ke belakang. Saat diberdirikan
dengan bertopang pada ketiaknya, tungkai kecil
terjulur kaku, pada waktu berbaring telentang
tanpa melakukan gerakan apa pun, serta kepala
tidak bisa diangkat (terkulai) saat digendong,
kurang merespon ketika diajak berbicara dengan
bergurau atau pun kita mengejutkan bayi, semua
menunjukkan motorik anak terlalu kaku atau
lemah.
Standart pengukuran dalam perkembangan
bayi yang digunakan adalah KPSP (kuisioner Pra
Skrining Perkembangan) penilaian
perkembangan bayi di lakukan dengan
mengarahkan dan mengamati bayi untuk
melakukan dan mengetahui beberapa perlakuan
sesuai dengan usianya.
Penentuan usia bayi yaitu Bila umur anak
lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan
menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 Bila
umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi
1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari
dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3
bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan. Teknik
Penilaian dan pengkuran perkembangan yaitu
dengan hasil Sesuai, (“Ya” 9 atau 10),
Meragukan (“Ya” 7 atau 8), dan penyimpangan,
(“Ya” 6 ), untuk anak dengan perkembangan
sesuai (S) orang tua atau Untuk anak dengan
perkembangan meragukan (M) orang tua dapat
konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah
jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering.
Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu
untuk mengejar ketertinggalan anak.Bila anak
sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter
anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak
tersebut yang menghambat perkembangannya.
Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 33 |
menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat
anak pertama dinilai. Bila usia anak sudah
berpindah golongan dan KPSP yang pertama
sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk
KPSP yang sesuai umur anak. Misalnya umur
anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia
hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2
minggu.Pada saat menilai KPSP kembali
gunakan dulu KPSP 6 bulan.Bila semua bisa,
karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa
dilaksanakan KPSP 9 bulan. Lakukan skrining
rutin, pastikan anak tidak mengalami
ketertinggalan lagi. Bila setelah 2 minggu
intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8
jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter
spesialis anak atau ke rumah sakit dengan
fasilitas klinik tumbuh kembang.
Menurut penelitian Lestari (2016) tentang
hubungan pemberian stimulasi dengan
perkembangan motorik anak pada bayi usia 6-12
bulan di kabupaten Mojokerto dengan total
responden 54 didapatkan hasil pemberian
stimulasi baik baik yaitu sebanyak 38 responden
(70,4%), dan kategori cukup sebanyak 5
responden (9,3%). Perkembangan motorik kasar
pada bayi usia 6 -12 bulan yang mengalami
perkembangan normal yaitu 33 responden
(61,1%), dan perkembangan lambat yaitu 2
responden (3,7%). Sedangkan dari hasil uji
statistik spearman’s rho didapatkan p value =
0,000 (p < 0,05) artinya terdapat hubungan
antara pemberian stimulasi dengan
perkembangan motorik bayi.
Keterlambatan perkembangan bayi
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya pola
asuh, pemenuhan kebutuhan bayi selain
pemberian stimulasi pola asuh juga
mempengaruhi perkembangan bayi, mitos-mitos
yang masih dipercaya di sebagian besar daerah
seperti ada kepercayaan yang menganggap bayi
dipakaikan gurita agar tidak kembung atau agar
perutnya tidak bucit, mitos ini tidak benar karena
organ dalam tubuh bayi masih lemah, volume
organ-organ tubuhnya pun tidak sesuai dengan
rongga dada dan rongga perut yang ada. Sampai
5 bulan organ ini terus berkembang sementara
tempatnya sangat terbatas. Jika bayi
menggunakan gurita maka ruangan untuk
pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat,
kalau mau tetap memakaikan grita boleh saja
asalkan ikatan dilonggarkan sehingga memberi
ruang gerak lebih bayi merasa nyaman dan tidak
sesak seperti ada tekanan.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi termasuk
pemberian ASI juga menjadi faktor pendukung
perkembangan anak menurut analisa riset,
beragam asam lemak yang terkandung dalam
ASI diyakini mampu meningkatkan kecerdasan,
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 34 |
selain itu, aspek fisik dan emosioal dalam proses
menyusui meningkatkan interaksi verbal antara
ibu dan anak yang pada gilirannya membantu
perkembangan bayi.
Analisis Perbedaan Perkembangan Bayi Usia
3-9 Bulan yang melakukan treatment massage
dan Baby SPA (swim) di PMB Zaenab Desa
Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten
Kediri.
Berdasarkan tabel 8 dengan total 22
responden menunjukkan sebagian besar dari
responden yang melakukan treatment massage
dan Baby SPA mengalami perkembangan sesuai
yaitu sebanyak 7 orang (64%), dan hampir
setengah dari responden yang melakukan
massage dan Baby SPA (swim) mengalami
perkembangan meragukan yaitu sebanyak 4
orang (36%), dan tidak satupun dari responden
yang melakukan treatment massage dan Baby
SPA (swim) mengalami perkembangan
penyimpangan yaitu 0 (0%), sedangkan sebagian
besar dari responden yang tidak melakukan
treatment massage dan Baby SPA (swim)
mengalami kemungkinan penyimpangan
perkembangan yaitu sebanyak 6 bayi (54%), dan
sebagian kecil responden yang tidak melakukan
treatment massage dan Baby SPA (swim)
mengalami perkembanngan meragukan yaitu
sebanyak 3 bayi (27%), dan hanya sebagian kecil
responden pada bayi yang tidak melakukan
treatment massage dan Baby SPA (swim yang
masuk dalam kategori perkembangan sesuai
yaitu 2 bayi (18%).
Hasil penelitian efektifitas massage dan
Baby SPA (swim) terhadap kesesuaian
perkembangan bayi usia 3-9 bulan hampir sama
hasilnya dengan penelitian di Desa
Rangkasbitung Barat didapatkan hasil bahwa
terdapat peningkatan pertumbuhan berat badan
dan panjang badan pada bayi serta terdapat
peningkatan perkembangan dari motorik bayi,
namun hasilnya tetap lebih tinggi dari kelompok
yang dilakukan intervensi dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dengan nilai uji statistik p
value = 0,01 yang berarti treatment message
memberikan hasil yang positif terhadap
peningkatan berat badan dan nilai p value
panjang badan 0,22 (Rokayah & Nurlatifah,
2019).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
bahwa dari Terapi pijat dilakukan dua kali sehari
selama 14 hari, selama 15 menit per sesi. Dalam
pertumbuhan fisik, tinggi badan dan lingkar dada
meningkat secara signifikan pada kelompok
eksperimen. Penelitian ini menunjukkan terapi
pijat memiliki efek potensial pada peningkatan
pertumbuhan fisik dan fungsi saluran cerna pada
bayi prematur (Choi et al., 2016). Sedangkan dari
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 35 |
populasi 112 bayi prematur dengan usia
kehamilan 32 dan 34 minggu didapatkan sampel,
54 secara acak dialokasikan ke kelompok
intervensi, dan 58 dialokasikan ke kelompok
kontrol. Ibu dilatih untuk melakukan intervensi
pijat pada kelompok intervensi, sedangkan
kelompok kontrol mendapat perawatan standar.
Analisis varians ukuran berulang menunjukkan
bahwa berat badan, tinggi badan dan lingkar
kepala meningkat secara signifikan pada
kelompok intervensi. Bayi prematur yang
menjalani intervensi pijat selama dua minggu
memiliki rata-rata berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala yang meningkat (Zhang & Wang,
2019).
Berdasarkan pengamatan peneliti, gerakan
pijat bayi dan tekanan yang diberikan oleh
masing-masing bayi berbeda, sehingga ada
beberapa bayi yang tidak mendapatkan gerakan
yang sudah diberikan karena anak menolak
dengan cara menangis serta meronta ketika
gerakan diberikan, selain itu juga Karena
gerakan pijatan pada bayi yang menolak tidak
dapat dipaksakan untuk melakukan gerakan
tersebut, Dilain itu pengetahuan ibu juga sangat
mempengaruhi perkembangan bayi, bayi yang
mendapatkan pendampingan khusus akan
merespon lebih aktif dari pada bayi yang
didiamkan saja tanpa sering diajak
berkomunikasi, rasa tidak nyaman bayi ketika
lingkungannya mengganggu misal alergi debu,
alergi bulu kucing yang membuat bayi merasa
tidak nyaman dan lain sebagainya, menjadi
faktor pendukung adanya masalah pada
perkembangan, Sehingga ada 4 responden dalam
kelompok intervensi yang perkembangannya
masuk kategori meragukan dan penyimpangan.
Solusi untuk masalah perkembangan pada
bayi adalah dengan mengetahui terlebih dahulu
menemukan faktor penyebab masalah
perkembangan tersebut yang bisa disebabkan
oleh faktor genetik, dan faktor lingkungan yang
meliputi gizi, imunitas, perawatan
kesehatan,pola asuh dan stimulasi seperti
massage dan Baby SPA (swim), gizi bayi yang
tercukupi akan memberikan efek perkembangan
yang baik karena pemenuhan gizi yang baik akan
mengoptimalkan kerja otak sebagai setir
perkembangannya, dengan pemenuhan gizi yang
baik secara langsung imunitas tubuh juga akan
merasakan efek baik, membiasakan memberikan
ruang gerak pada bayi agar bisa
mengekspresikan anggota tubuhnya, selanjutnya
perawatan kesehatan seperti kebersihan badan,
pakaian yang digunakan bayi dan juga
kebersihan lingkungan, pola asuh oleh orang tua
atau pengasuh, dan yang terakhir adalah
stimulasi (massage dan Baby SPA (swim))
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 36 |
treatment yang rutin dilakukan massage selama
15 menit dan berendam di dalam air hangat
selama 10 menit akan membantu merilekskan
tubuh bayi, memperlancar peredaran darah,
melatih gerak otot bayi, meningkatkan kualitas
tidur yang dimana sistem perkembangan bayi
akan bekerja maksimal ketika bayi tidur dalam
keadaan rileks. Berdasarkan data yang diperoleh
maka untuk mendapatkan kesesuaian
perkembangan haruslah seimbang baik
pemenuhan gizi, perawatan, pola asuh, dan juga
stimulasi agar keseluruhan organ tubuh dapat
bekerja secara maksimal dan mendukung
kesesuaian perkembanngan.
Berdasarkan penelitian tentang pengaruh
Baby SPA terhadap perkembangan kemampuan
motorik kasar bayi di my Baby SPA Surabaya
dengan Sample diberikan treatment seperti pijat
(baby massage), dan hydroterapi selama 8
minggu atau 1 bulan, frekuensi 3 kali dalam
seminggu dengan durasi 15 menit untuk massage
dan 10 menit untuk swim (hidroterapy). Dengan
hasil dari penelitian ini juga menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,000 dengan alpha sebesar
5% sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh baby SPA terhadap perkembangan
kemampuan motorik kasar bayi usia 6-9 bulan
(Wahyuningtyas, 2016).
Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang
pengaruh Baby Solus per Aqua (SPA) terhadap
kemampuan motorik kasar bayi usia 6 9 bulan
dengan metode Quasi Experiment dengan pre
dan post Test with control Group Design.
Didapatkan hasil bahwa p value = 0,002 < 0,05
yang berarti ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol terhadap kemampuan motorik
kasar bayi (Daniati et al., 2012).
Perkembangan juga dipengaruhi oleh
beberapa hal selain stimulasi contohnya adalah
pengetahuan ibu tentang stimulasi, ibu yang tidak
terlalu paham tentang pentingnya stimulasi dia
akan mengira bahwa bayinya baik baik saja
ketika tidak rewel dan tidak mau menganggu
bayinya padahal bayi yang lebih sering diam dan
tidak aktif akan cenderung lebih malas, faktor
lain adalah pola asuh bagi ibu bekerja tidak
memiliki waktu lebih untuk memberikan
stimulasi kepada bayinya walaupun dia mengerti
bahwa stimulasi penting bagi bayi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan peneliti, dapat dikatakan bahwa
apabila kebutuhan bayi terpenuhi termasuk
stimulasi ditingkatkan maka akan meningkat
pula kesesuaian perkembangan bayi. Dengan
demikian sangat disarankan pada orang tua agar
memenuhi kebutuhan bayi termasuk kebutuhan
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 37 |
stimulasi pada bayi, jika kebutuhan bayi
terpenuhi maka bayi akan tumbuh dan
berkembang dengan baik dan daya tangkap serta
konsentrasi bayi akan meningkat.
6. SIMPULAN DAN SARAN
Dengan melakukan treatment massage dan
Baby SPA (swim), terlihat kesesuaian
perkembangan yang signifikan, sehingga tidak
terdapat bayi yang masuk dalam kategori
perkembangan menyimpang, terlihat dari Hasil
analisis nonparametik menggunakan pengujian
mann witney u test di dapatkan hasil signifikan
sebesar 0,019, karena nilai Sig.(2-tailed) 0,019 <
dari 0,05 maka artinya ada pengaruh yang
signifikan antara massage dan Baby SPA (swim)
dengan perkembangan bayi dengan demikian
dapat diartikan bahwa semakin ditingkatkan
stimulasi pada bayi maka perkembangan bayi
juga akan semakin meningkat dan sesuai.
Orang tua responden atau ibu bayi perlu
memperhatikan kebutuhan bayi termasuk
memenuhi kebutuhan stimulasi bayi demi
mendukung kesesuaian perkembangan. Peneliti
selanjutnya agar dapat menambahkan variabel
lain atau metode dan teknik lain untuk penelitian
selanjutnya, misalnya melakukan penelitian
terkait Baby SPA yang melibatkan orang tua
bayi untuk melakukan treatment dengan
memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada
orang tua bayi, melakukan analisa data dengan
metode pre and post control dan dengan
pengambilan sampel diperluas pada wilayah
kerja puskesmas untuk mendapaatkan jumlah
sampe yang lebih banyak agar bisa lebih
mewakili jumlah populasi.
7. REFERENSI
Choi, H., Kim, S.-J., Oh, J., Lee, M.-N., Kim, S.,
& Kang, K.-A. (2016). The effects of
massage therapy on physical growth and
gastrointestinal function in premature
infants: A pilot study. Journal of Child
Health Care, 20(3), 394404.
Daniati, S. A., Rahayu, U. B., & Isnaini
Herawati, Ss. (2012). Pengaruh Baby Solus
Per Aqua (Spa) Terhadap Kemampuan
Motorik Kasar Bayi Usia 69 Bulan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Depkes, R. I. (2010). Pedoman pelaksanaan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak di tingkat
pelayanan kesehatan dasar. Dep Kes RI.
Kami, T., & Ini, T. J. (2018). Perbandingan
Pertumbuhan Perkembangan Bayi Usia 4-
12 Bulan antara yang Dilakukan Baby
Massage dan Baby Spa di Keluarahan
Purwokinanti, Pakualaman Yogyakarta
Tahun 2017.
Nugraeny, L. (2018). Motorik, Pengaruh Baby
SPA Terhadap Perkembangan Usia, Bayi
Usia 3-6 Bulan Di Rumah Bersalin Bunda
Riani Martubung Kecamatan Medan Deli
RESEARCH ARTICLE
Published: 04 Oktober 2021
DOI : 10.21070/midwiferia.v7i2.1630
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia Oktober 2021 | Volume 7 | Issue 2 38 |
Tahun 2017. Jurnal Health Reproductive,
22, 12.
Nugrohowati, R., & Nurhidayati, E. (2015).
Pengaruh Pijat Bayi terhadap Tumbuh
Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa
Margodadi Kecamatan Seyegan
Kabupaten Sleman. STIKES’Aisyiyah
Yogyakarta.
Rokayah, Y., & Nurlatifah, L. (2019). Efektifitas
Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Pada Bayi Usia 5-6 Bulan
Di Desa Rangkasbitung Barat Tahun 2017.
Sari, P. E. K. (2014). Efektifitas pijat bayi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
bayi usia 6 bulan di Kelurahan Bintaro
Jakarta.
Susanto, A. (2011). Perkembangan anak usia
dini: pengantar dalam berbagai aspeknya.
Kencana.
Triani AP, V., Taufik H, S., & Nurul W, M.
(2019). depkes, R. I. (2010). Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Dep
Kes RI. Hurlock, E.B. (2012). Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Alih
Bahas: School of Postgraduate.
http://eprints.undip.ac.id/72407/
Vickers, A., Ohlsson, A., Lacy, J., & Horsley, A.
(2004). Massage for promoting growth and
development of preterm and/or low birth‐
weight infants. Cochrane Database of
Systematic Reviews, 2.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article
s/PMC6956667/
Wahyuningtyas, E. R. (2016). pengaruh baby spa
terhadap peningkatan perkembangan
motorik kasar pada bayi di my baby spa
surabaya. Jurnal Kesehatan Olahraga,
4(3).
Widodo, A., & Afrina, D. N. (2013). Efetivitas
Baby Spa Terhadap Lamanya Tidur Bayi
Usia 3-4 Bulan.
Wijayanti, T. R. A. (2017). Efektifitas Pijat bayi
terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan di
Posyandu Desa Gondowangi Kecamatan
Wagir Kabupaten Malang. Poltekkes RS
dr. Soepraoen. Malang.
Zhang, X., & Wang, J. (2019). Massage
intervention for preterm infants by their
mothers: A randomized controlled trial.
Journal for Specialists in Pediatric
Nursing, 24(2), e12238.