RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 82 |
Skrining Preeklamsia dengan Metode Pengukuran Mean Arterial
Pressure (MAP)
Preeclampsia Screening with Mean Arterial Pressure (MAP)
Ayu Juwita
1)
, Erna Rahma Yani, Ika Yudianti
1)
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Email : ayujuwssu98@gmail.com
ISSN 2548-2246 (online)
ISSN 2442-9139 (print)
Edited by :
Iid Putri Zulaida
Reviewed by :
Evi Wahyuntari
*Correspondence : Ayu Juwita
Susanti
Ayujuwssu98@gmail.com
Received : 23 Nopember
2021
Accepted : 25 Nopember
2021
Published : 05 April 2022
Citation : Ayu Juwita Susanti
(2022)
Skrining Preeklamsia dengan
Metode Pengukuran Mean
Arterial Pressure (MAP) .
Midwiferia Jurnal Kebidanan.
8 : 1.
Doi :
10.21070/midwiferia.v%vi%i.163
4
ABSTRAK
Profil kesehatan Jawa Timur menunjukkan bahwa tiga penyebab tertinggi kematian ibu
pada tahun 2019 adalah preeklamsia/ eklamsia yaitu sebesar 31,15%, perdarahan yaitu
24,23%, dan penyebab lain-lain yaitu 23,1%. Program yang sudah dilakukan
pemerintah dalam menurunkan AKI antara lain program Penurunan Angka Kematian
Ibu dan Bayi (PENAKIB). Pada program ini dilakukan penilaian faktor resiko
terjadinya preeklamsia dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yaitu Mean
Arterial Pressure (MAP). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui upaya
skrining preeklamsia dengan metode pengukuran MAP. Metode yang digunakan
adalah literatur review yang didapatkan dari 3 database yaitu PubMed, DOAJ, dan
Google Schoolar dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kata kunci yang
digunakan dalam pencarian literatur yaitu Screening OR diagnosis OR Prediction OR
Early detection AND Pre-eclampsia OR Preeclampsia AND. Dari 16 artikel jurnal
peneliti melakukan penelitian pada usia kehamilan 11-14 minggu yaitu sebanyak 11
artikel, sedangkan dalam 5 artikel, peneliti melakukan skrining preeklamsia pada usia
kehamilan 14-27, 19-24, 27-37, 37-39 minggu, dengan sensitivitas 6 penelitian
berkisar antara 51-70% dan sebanyak 4 penelitian dengan sensitivitas berkisar antara
71-90 % dan spesifisitas sebesar 87 % yang dikategorikan baik. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, skrining preeklamsia efektif dilakukan pada trimester pertama.
Kata kunci : Skrining, Preeklamsia, Mean Arterial Pressure
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 83 |
ABSTRACT
The Health profile of East Java shows that the tree highest causes of maternal death in
2019 are preeclampsia/ eclampsia which is 31,15%, bleeding is 24,23% and other
causes 23,1%. Program that have been carried out The Government in reducing MMR
includes the Reduction in Maternal and Infant Mortality Rate (PENAKIB) program. In
this program, risk factor for preeclampsia are assessed by taking a history and physical
examination, namely Mean Arterial Pressure (MAP). The purpose of this study is to
determine the efforts of screening preeclampsia using MAP measurement method. The
method used is a literature review obtained from 3 databases, which are PubMed,
DOAJ and Google Schoolar. Keyword used in the literature search is “Screening OR
diagnosis OR Prediction OR Early detection AND Pre-eclampsia OR Preeclampsia
AND Mean Arterial Pressure OR Arterial Pressure”. From 16 journal articles,
researchers conducted research at 11-14 weeks of gestation, found 11 articles, while
in 5 articles, researchers conducted pre-eclampsia screening at various gestational
ages such as at gestational ages 14-27, 19-24, 27-37. , 37-39 weeks, sensitivity of 6
studies ranging from 51-70% and 4 studies ranging from 71-90% and a specificity of
87% which were categorized as good. Based o the research result, preeclampsia
screening is effective in the first trimester.
Keywords : Screening, Preeclampsia, Mean Arterial Pressure
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 84 |
1. PENDAHULUAN
Survey Penduduk antar Sensus (SUPAS) pada
tahun 2015 menunjukkan bahwa, Angka Kematian
Ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran
hidup, Adapun penyebab kematian ibu diantaranya
yaitu gangguan hipertensi sebanyak 33,07%,
perdarahan obstetrick 27,03%, komplikasi non
obstetrik 15,7%, komplikasi obstetrik lainnya
12,04% infeksi pada kehamilan 6,06% dan
penyebab lainnya 4,81% (Kemenkes RI, 2018).
Profil kesehatan Jawa Timur menunjukkan bahwa
tiga penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun
2019 adalah preeklamsia/ eklamsia yaitu sebesar
31,15%, perdarahan yaitu 24,23%, dan penyebab
lain-lain yaitu 23,1%.
Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah
yang baru timbul setelah usia kehamilan mencapai
20 minggu, disertai dengan penambahan berat
badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak
dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai
protein di dalam urine (proteinuria). Fadlun (2014)
Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi
kehamilan dan penyebab kematian ibu, dampak
yang ditimbulkan dari preeklamsia meliputi
gangguan pertumbuhan janin intrauterine, kematian
perinatal, dan kelahiran premature (Azza, 2019).
Preeklamsia ditandai dengan iskemia plasenta
dan disfungsi endotel. Plasenta pada penderita
preeklamsia mengalami kegagalan invasi sel
trofoblas yang mengakibatkan aliran darah dalam
aretri spiralis berkurang sehingga terjadi hipoksia
plasenta. Iskemia atau hipoksia plasenta akan
menyebabkan disfungsi endotel atau endotel tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Disfungsi endotel
menyebabkan vascular maternal bereaksi terhadap
vasopresors seperti angiotensin II dan
noreprinefrin, keadaan ini menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan substansi vasoaktif sehingga
menyebabkan hipertensi, edema dan proteinuria
(Darwin, 2018).
Upaya pencegahan preeklamsia dapat
dilakukan dengan pencegahan primer dan
pencegahan sekunder. Pencegahan primer
preeklamsia dapat dilakukan dengan pemberian
akses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
seperti Skrining terutama usia kehamilan <20
minggu. Skrining atau deteksi dini efektif untuk
memprediksi adanya preeklamsia, sehingga kasus
preeklamsia dapat tertangani secara dini. Skrining
preeklamsia sangat bervariasi dari yang sederhana
sampai canggih yaitu tingkat biomolekuler
tergantung ketersediaan sumberdaya. Adapun
pencegahan sekunder yang dapat dilakukan yaitu
istirahat, restriksi garam, aspirin dosis rendah, dan
suplementasi kalsium sebagai upaya penurunan
AKI (POGI, 2016).
Penurunan AKI sangat penting karena
merupakan indikator hasil bagi suatu pembangunan
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 85 |
negara, harus ada sosialisasi mendasar terhadap ibu
hamil oleh tenaga kesehatan khususnya bidan,
dengan meningkatkan kapasitasnya dalam skrining
preeklamsia. Program yang sudah dilakukan
pemerintah dalam menurunkan AKI antara lain
program Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
(PENAKIB). Pada program ini bidan melakukan
pendataan ibu hamil dan penilaian faktor resiko
terjadinya preeklamsia dengan melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yaitu Mean
Arterial Pressure (MAP). Pemeriksaan MAP
dilakukan dengan menghitung rata-rata tekanan
darah arteri dari diastol dan sistol.
MAP memiliki kelebihan sebagai metode
skrining diantaranya yaitu: sederhana, mudah
dijangkau, dapat dilakukan oleh seluruh tenaga
kesehatan, tidak terlalu banyak memberi intervensi
kepada pasien dan tidak memerlukan pelatihan
khusus. Selain dari program PENAKIB, dalam
Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) tahun 2020
edisi revisi ditambahkan skrining preeklamsia pada
usia kehamilan <20 minggu, tidak seperti dalam
buku KIA edisi terdahulu yang baru dilakukan pada
trimester 2 dan 3. Skrining dalam buku KIA tahun
2020 edisi revisi meliputi anamnesis paritas, usia,
riwayat preeklamsia, penyakit autoimune,
pemeriksaan protein urine, perhitungan IMT dan
pemeriksaan MAP yang dihitung setiap kali
kunjungan ANC.
Salah satu upaya deteksi dini preeklamsia yang
sudah berjalan di fasilitas kesehatan primer seperti
Praktik Mandiri Bidan (PMB) yaitu laboratorium
sederhana dengan pemeriksaan protein urin metode
tes celup atau dip stick. Berdasarkan program
pemerintah yang telah tertuang dalam buku KIA
skrining dengan pemeriksaan protein urin dapat
dikombinasikan dengan metode pengukuran MAP,
namun pada kenyataannya banyak PMB yang
belum menerapkan pemeriksaan MAP dalam
menskrining preeklamsia.
Berdasarkan dari latar belakang diatas perlu
dilakukan studi literatur yang berfungsi untuk
mengindentifikasi skrining preeklamsia dengan
metode pengukuran MAP.
2. METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi literatur. Jenis studi
literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Traditional Literatur Review. Paper paper ilmiah
yang akan direview dipilih sendiri oleh peneliti
pada satu topik penelitian, peneliti melakukan
penyaringan kembali dengan cara identifikasi
melalui PubMed, Google Schoolar, dan DOAJ
sesuai dengan kata kunci yang telah dirumuskan.
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 86 |
Sumber data yang digunakan yaitu artikel
penelitian dengan rentang penerbitan 2016- 2020.
Kata kunci dalam studi literatur ini disesuaikan
dengan Medical Subject Heading Term (MeSH)
dan terdiri sebagai berikut: Screening OR
diagnosis OR Prediction OR Early detection AND
Pre-eclampsia OR Preeclampsia AND Mean
Arterial Pressure OR Arterial Pressure“.
Kriteria Inklusi penelitian ini adalah Populasi
dalam penelitian yaitu ibu hamil, desain penelitian
yang digunakan yaitu studi kohort dan studi case
control, penerbitan 5 tahun terakhir, jurnal
menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris, jurnal penelitian sudah terakreditasi
dibuktikan dengan dengan pengecekan dalam
Scopus. Kriteria ekslusi jurnal tidak tersedia full
text dan tidak dapat diakses tanpa membayar.
Gambar 1. Flow Diagram of Trial Selection Process for
Literature Review
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 87 |
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Umum dalam Penyelesaian Studi
Enam belas artikel telah dipilih dalam studi ini.
Hasil penelitian yang ditemukan menggunakan
desain studi kohort dan studi kasus. Secara
keseluruhan jumlah rata-rata responden dalam
penelitian lebih dari 150 responden, dan dirangkum
dalam tabel karakteristik studi berikut :
Tabel 1. Karakteristik Studi
Kategori
Sampel (n)
Persentase (%)
Tahun Publikasi
2020
1
6,25
2019
4
25
2018
1
6,25
2017
7
43,75
2016
3
18,75
Total
16
100
Lokasi Penelitian
Eropa
6
37,5
Amerika
5
31,25
Asia
4
25
Nigeria
1
6,25
Total
16
100
Skrining
MAP berdasarkan
Usia kehamilan
13
81,25
MAP tanpa usia
kehamilan
3
18,75
Total
16
100
Desain Penelitian
Kohort studi
13
81,25
Kasus Kontrol
Studi
3
18,75
Total
16
100
Data Base
Pubmed
10
62,5
Schoolar
2
12,5
DOAJ
4
25
Total
16
100
Usia Kehamilan saat skrining menggunakan
pengukuran MAP
Artikel yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak enam belas artikel yaitu membahas
mengenai skrining atau prediksi preeklamsia. 16
artikel jurnal yang dipilih berdasarkan tema dan
tujuan khusus yaitu dilakukan dengan tujuan
dilakukan pada usia kehamilan tertentu sebanyak
13 jurnal dan 3 jurnal tidak mencantumkan usia
kehamilan dalam judul artikel. Setelah dipilah dan
digali kembali, sebagian besar peneliti melakukan
skrining pada usia kehamilan 11-14 minggu yaitu
sebanyak 11 artikel, sedangkan dalam 5 artikel,
peneliti melakukan skrining preeklamsia pada usia
kehamilan yang bervariasi seperti pada usia
kehamilan 14-27, 19-24, 27-37, 37-39 minggu. Dari
hasil analisis para peneliti dalam artikel jurnal
didapatkan bahwa peneliti dalam 10 artikel
mengatakan deteksi dini preeklamsia baik
dilakukan mulai usia kehamilan 11-14 minggu
dengan range sensitivitas dan spesivisitas yang
akan dijabarkan pada poin selanjutnya.
Berdasarkan (Cunningham, 2014) mengatakan
pada usia kehamilan 14-16 minggu terjadi invasi sel
trofoblas memasuki tahap kedua, dimana sel-sel
trofoblas tersebut akan menginvasi arteri spiralis
lebih dalam hingga kedalam miometrium.
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 88 |
Selanjutnya terjadi proses seperti tahap
pertama yaitu penggantian endotel, perusakan
jaringan muskulo-elastis serta perubahan material
fibrinoid dinding arteri. Akhir dari proses ini adalah
pembuluh darah menyesuaikan dengan kebutuhan
aliran darah yang meningkat pada kehamilan. Pada
usia kehamilan sekitar 20 minggu saat tidak terjadi
invasi trofoblas timbul suatu keadaan yang
dinamakan "iskemia regio uteroplasenter” yang
disebabkan penurunan aliran darah ke plasenta dan
berhubungan dengan luasnya daerah infark pada
plasenta.
Berdasarkan (Astuti, 2017) mengatakan bahwa
tekanan arteri biasanya mengalai penurunan pada
titik terendah pada minggu ke 24 sampai ke 26 dan
kembali normal selama trimester ketiga. Penurunan
tekanan darah disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan vasodilatasi perifer.
Peningkatan kepekaan yang akan menjadi
hipertensi kehamilan sudah mulai terjadi pada 14-
16 minggu hal ini dapat dijadikan sebagai deteksi
dini akan terjadinya preeklamsia, mengingat
semakin tua usia kehamilan kejadian preeklamsia
akan semakin meningkat dengan mendukung teori
iskemia plasenta, berbeda lagi dengan kehamilan
tanpa disertai preeklamsia ketika trimester kedua
akan mengalami penurunan dan kembali normal
pada trimester ketiga. Terdeteksinya secara dini
preeklamsia pada trimester pertama dan dilanjutkan
dengan pemantauan pada trimester selanjutnya
dapat membantu menurunkan angka morbiditas dan
mencegah preeklamsia bertambah parah.
Sensitivitas pengukuran MAP
Hasil dari 16 studi didapatkan sebanyak 6
penelitian dengan sensitivitas berkisar antara 30-50
%, 6 penelitian dengan sensitivitas berkisar antara
51-70% dan sebanyak 4 penelitian dengan
sensitivitas berkisar antara 71-90 %.
Berdasarkan (Irfannuddin, 2019) Sensitivitas
dapat digambarkan dengan sebuah grafik yang
disebut Reciever Operating Characteristic curve
(ROC). Dalam ROC ada daerah yang disebut area
under the curve (AUC) yang menandakan ukuran
akurasi dari suatu tes, yang bervariasi mulai dari 1
(excellent) sampai 0,5 artinya gagal berfungsi
sebagai alat tes diagnostic. Berdasarkan Gassea
(2017) menyimpulkan bahwa skrining pada usia
kehamilan 11-13 minggu yang diukur
menggunakan perangkat otomatis secaraa
signifikan terkait dengan deteksi dini PE dengan
tingkat deteksi 60% atau 0,6.
Deteksi dini yang dilakukan menggunakan
metode MAP memiliki sensitivitas yang cukup baik
dalam menggambarkan orang yang positif atau
benar-benar sakit bukan salah diagnosa menjadi
tidak sakit dari poulasi tersebut. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa sebanyak 10 penelitian dengan
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 89 |
nilai di atas 0,5 yang menandakan bahwa
kemampuan deteksi dini pre-klamsia, baik yang
menggunakan spygmomanometer digital atau
manual.
Spesifisitas pengukuran MAP
Secara umum, spesifisitas MAP
dikombinasikan dengan berbagai biomarker seperti
IMT, ROT dan sebagainya untuk prediksi
preeklamsia berkisar antara 50%-90%. Terdapat
beberapa perbedaan yaitu pengukuran dilakukan
dengan satu biomarker saja dan beberapa penelitian
dilakukan dengan kombinasi berbagai biomarker,
kinerja skrining preeklamsia menunjukkan
sensitivitas yang baik ketika MAP dikombinasikan
dengan maternal characteristic yaitu sebesar 87%.
Berdasarkan Irfannuddin (2019) menjelaskan
spesifisitas memiliki nilai antara nol (0) dan satu
(1), semakin tinggi atau tajam spesifisitasnya maka
datanya semakin mendekati nilai satu. Makin
rendah, sebaliknya mendekati nilai nol.
Jumlah penelitian yang sedikit dan beragam
kombinasi biomarker sehingga hasil harus
ditafsirkan dengan hati-hati. Sebagian studi tidak
menampilkan secara jelas mengenai spesifitasnya,
pada pembahasan sehingga peneliti harus membaca
tabel secara hati-hati. Kesimpulannya, kombinasi
Maternal Characteristic (MC), MAP dan
biomarker lain memiliki tingkat deteksi yang baik
untuk skrining preeklamsia.
4. KESIMPULAN
Usia kehamilan yang tepat untuk dilakukan
deteksi dini preeklamsia yaitu pada usia kehamilan
trimester pertama dengan pemantauan
berkesinambungan pada trimester 2 dan 3.
Sebanyak 10 penelitian yang dilakukan memiliki
sensitivitas di atas 0,5 yang menandakan bahwa
MAP dalam mendeteksi dini preeklamsia cukup
i
baik karena deteksi dini secara signifikan dapat
mempengaruhi prognosis. Peningkatan sensitivitas
akan mengakibatkan penurunan spesifisitas, namun
spesifisitas skrining preeklamsia tinggi saat
dikombinasikan dengan biomarker yang lain.
5. REFERENSI
Alam, D. K. (2012). Warning ! Ibu Hamil (E. Rina
(ed.)). Ziyad Visi Media.
Astuti, S. (2017). asuhan ibu dalam masa kehamilan
(Evie kemala (ed.)). Erlangga.
Azza, A. (2019). Roll Over Test Sebagai Prediksi
Pre Eklamsi Pada Ibu Hamil. 235241.
https://doi.org/10.32528/psn.v0i0.1751.
Cunningham, F. G. (2010). Obstetri William. EGC.
Cunningham, F. G. (2014). Hypertensive
Disoreders in William Obstetrics 24 Edition.
McGraw Hill Education.
RESEARCH ARTICLE
Published: 05 April 2022
DOI : 10.21070/midwiferia.v%vi%i.1634
Midwiferia Jurnal Kebidanan | https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/midwiferia April 2022 | Volume 8 | Issue 1 90 |
Darwin, E. (2018). Endotel Fungsi dan Disfungsi.
Andalas University Press.
Dewi, N. A. T. (2016). Patologi dan Patofisiologi
Kebidanan. Nuha Medika.
Fadlun. (2014). Asuhan Kebidanan Patologis.
Salemba Medika.
Fauziyah, Y. (2012). Obstetri Patologi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan (1st
ed.). Nuha Medika.
Irfannuddin. (2019). Cara Sistematis Berlatih
Meneliti. Rayyana Konubikasindo.
Keman, K. (2014). Patomekanisme Preeklampsia
Terkini. UB Press.
Kemenkes RI. (2018). profil kesehatan indonesia
2018.
Lapau, B. (2015). Metodologi Penelitian
kebidanan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. EGC.
Morton, R. (2009). Panduan Studi Epidemiologi &
Biostatistika. EGC.
Norma, N. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi
Teori dan Tinjauan Kasus. Nuha Medika.
Norwitz, E. (2008). At a Glance Obstetri dan
Ginekologi. Erlangga.
Nugroho, T. (2012). Patologi Kebidanan (1st ed.).
Nuha Medika.
POGI. (2016). Diagnosis dan Tata Laksana
Preeklampsia. Perkumpulan Obstetri dan
Gynekologi Indonesia.
Reslan, O. (2010). Molecular and Vascular Targets
in Pathogenesis and Management of the
Hypertension Associated with Preeclampsia.
Cardiovasc Hematol Agents Med Chem, 8(4),
204226.
Riyadi, A. L. S. (2016). Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Penerbit Andi.
Sembiring, R. L. (2018). Aktivitas Fisik, Stress,
Mean Arterial Pressure (MAP), Roll Over
Test (ROT) dan Kortisol Sebagai Prediktor
Hipertensi pada Kehamilan. Universitas
Hasanudin Makasar.
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem (B. Pendit (ed.)). EGC.
Sukarni, I. S. (2014). Patologi Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko
Tinggi. Nuha Medika.
Suprihatin, E. (2015). Prediction of Preeclampsia
by a Combination of Body Mass Index
(BMI), Mean Arterial Pressure (MAP) and
Roll Over Test (ROT).